CILINCING, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta merobohkan lima tower Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda Cluster C, Cilincing, Jakarta Utara.
Staf Khusus Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim menyampaikan, pembongkaran dimulai pertengahan 2025 itu, lebih cepat dari jadwal yang diproyeksikan pada Maret-April 2026.
Menurutnya, perobohan rusun terbengkalai menandai babak baru penyediaan hunian layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di ibu kota.
"Ini sesuai dengan prioritas Pak Gubernur Pramono Anung untuk hunian layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)," kata Chico saat dikonfirmasi awak media, Selasa, 28 Oktober 2025.
Baca Juga: Kawasan Rusun Pesakih Jakbar Jadi Arena Tawuran Remaja
Chico menegaskan, pembongkaran menyasar bangunan tidak layak huni berdasarkan hasil kajian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 2021.
Sebelum bangunan dibongkar, Pemprov Jakarta telah menyelesaikan tahapan administratif, termasuk penghapusan aset bangunan ke Badan Pengelola Aset Daerah (BPAD) dan penaksiran nilai bangunan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).
"Saat ini, sekitar 60-70 persen pekerjaan pembongkaran rampung, termasuk survei dan pembersihan puing, tanpa hambatan signifikan dari relokasi warga yang sudah dipindah ke Rusun Nagrak dan Padat Karya sejak 2023," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, proyek revitalisasi Rusun Marunda tetap menjadi prioritas utama Pemprov Jakarta meski Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar Rp15 triliun untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2026 dipangkas.
Baca Juga: PLN Hadir Sapa Pelanggan, Pastikan Keamanan Listrik Rusun Cinta Kasih
"Pak Gubernur pastikan ini tetap prioritas meski ada pemangkasan DBH Rp15 triliun untuk APBD 2026," ujarnya.
Ia memastikan, pembangunan Rusun Marunda akan dilaksakan begitu pembongkaran rampung pada 2025. Bangunan baru berjumlah dua tower dengan dua lantai dan 1.440 unit kamar.
Chico menyatakan, proses revitalisasi dimulai pada 2026 dan direncanakan dalam Waktu lima tahun atau pada 2030.
"Termasuk fasilitas pendukung seperti taman dan akses transportasi," ujar dia.
Sementara itu, penghuni bangunan sebelumnya akan diprioritaskan untuk menempati hunia baru. Mereka tetap akan memperoleh subsidi sewa agar biaya hidup tetap terjangkau.
"Ini bagian dari program jamak DPRKP 2025-2026 untuk 3.000+ unit rusun baru/revitalisasi di Jakarta," katanya.
Baca Juga: Pramono Serahkan Kunci Rusunawa PIK Pulo Gadung, Pemprov DKI Komitmen Penuhi Hunian Layak
Sebagai informasi, pada awal tahun 2000-an. Pemerintah pusat saat itu mencanangkan program rumah susun sederhana sewa untuk menata permukiman kumuh dan bantaran sungai.
Marunda dipilih sebagai lokasi strategis, berada di kawasan pesisir Cilincing, Jakarta Utara. Pembangunan dimulai sekitar tahun 2003 dan berlanjut secara bertahap hingga 2009.
Sejak 2012, unit-unit di Cluster A dan B mulai dihuni. Kemudian menyusul Cluster C menampung warga relokasi dari Kampung Pulo, Bukit Duri, hingga Pluit.
Namun, seiring waktu, kondisi fisik bangunan mulai menurun. Sekitar 2018, keluhan muncul dari para penghuni, yakni dinding retak, air kerap mati, plafon bocor setiap kali hujan, dan cat tembok yang mengelupas.
Baca Juga: Warga Rusun Datangi Balai Kota Jakarta, Protes Kenaikan Tarif Air PAM Jaya
Pemerintah melakukan perbaikan ringan, tetapi kerusakan terus meluas. Puncaknya terjadi pada tahun 2022 hingga awal 2023, ketika hasil pemeriksaan teknis menunjukkan bahwa lima tower di Cluster C (blok C1–C5) mengalami kerusakan berat pada struktur utama.
Beton yang keropos, fondasi yang melemah, serta dinding yang mulai miring membuat rusun dinyatakan tidak layak huni. Warga pun dievakuasi dan dipindahkan ke rusun lain di Jakarta Utara.
Sejak saat itu, kompleks Cluster C seolah menjadi kawasan mati. Dua tahun lamanya, terhitung 2023-2025, bangunan dibiarkan kosong tanpa perawatan. (cr-4)
