Ia memastikan, pembangunan Rusun Marunda akan dilaksakan begitu pembongkaran rampung pada 2025. Bangunan baru berjumlah dua tower dengan dua lantai dan 1.440 unit kamar.
Chico menyatakan, proses revitalisasi dimulai pada 2026 dan direncanakan dalam Waktu lima tahun atau pada 2030.
"Termasuk fasilitas pendukung seperti taman dan akses transportasi," ujar dia.
Sementara itu, penghuni bangunan sebelumnya akan diprioritaskan untuk menempati hunia baru. Mereka tetap akan memperoleh subsidi sewa agar biaya hidup tetap terjangkau.
"Ini bagian dari program jamak DPRKP 2025-2026 untuk 3.000+ unit rusun baru/revitalisasi di Jakarta," katanya.
Baca Juga: Pramono Serahkan Kunci Rusunawa PIK Pulo Gadung, Pemprov DKI Komitmen Penuhi Hunian Layak
Sebagai informasi, pada awal tahun 2000-an. Pemerintah pusat saat itu mencanangkan program rumah susun sederhana sewa untuk menata permukiman kumuh dan bantaran sungai.
Marunda dipilih sebagai lokasi strategis, berada di kawasan pesisir Cilincing, Jakarta Utara. Pembangunan dimulai sekitar tahun 2003 dan berlanjut secara bertahap hingga 2009.
Sejak 2012, unit-unit di Cluster A dan B mulai dihuni. Kemudian menyusul Cluster C menampung warga relokasi dari Kampung Pulo, Bukit Duri, hingga Pluit.
Namun, seiring waktu, kondisi fisik bangunan mulai menurun. Sekitar 2018, keluhan muncul dari para penghuni, yakni dinding retak, air kerap mati, plafon bocor setiap kali hujan, dan cat tembok yang mengelupas.
Baca Juga: Warga Rusun Datangi Balai Kota Jakarta, Protes Kenaikan Tarif Air PAM Jaya
Pemerintah melakukan perbaikan ringan, tetapi kerusakan terus meluas. Puncaknya terjadi pada tahun 2022 hingga awal 2023, ketika hasil pemeriksaan teknis menunjukkan bahwa lima tower di Cluster C (blok C1–C5) mengalami kerusakan berat pada struktur utama.
