Masyarakat menilai, laporan harta minus bisa menjadi bentuk kejujuran, asalkan benar-benar sesuai dengan kondisi nyata. Namun, ada pula yang skeptis dan menganggap hal ini sebagai strategi untuk menutupi potensi kepemilikan aset tidak tercatat.
Kisah Wahyudin Moridu adalah cermin kompleksitas politik lokal Indonesia. Ia datang dari keluarga terpandang, meniti karier politik sejak usia muda, namun harus menghadapi kenyataan pahit berupa pemecatan partai, proses PAW, hingga laporan harta minus ke KPK.
Kasus ini sekaligus membuka ruang diskusi lebih luas tentang transparansi pejabat publik, dinamika dinasti politik daerah, serta tantangan regenerasi dalam politik Indonesia.
Apakah Wahyudin masih punya ruang untuk kembali bangkit di dunia politik? Hanya waktu yang bisa menjawab, namun yang pasti publik akan terus mengawasi.