Tolak Tantangan Debat Salsa, Ini Latar Belakang Pendidikan Ahmad Sahroni yang Dipertanyakan Netizen

Jumat 29 Agu 2025, 15:21 WIB
Profil dan riwayat pendidikan Ahmad Sahroni yang tolak tantangan debat dari Salsa Erwina, juara debat Asia Pasifik. Simak fakta selengkapnya. (Sumber: Instagram/@ahmadsahroni88)

Profil dan riwayat pendidikan Ahmad Sahroni yang tolak tantangan debat dari Salsa Erwina, juara debat Asia Pasifik. Simak fakta selengkapnya. (Sumber: Instagram/@ahmadsahroni88)

Dia sempat tertunda kuliahnya karena faktor ekonomi dan baru bisa meraih gelar Sarjana Ekonomi dari STIE Pelita Bangsa pada 2009 setelah bekerja terlebih dahulu. Kesuksesannya di dunia usaha kemudian membawanya melanjutkan pendidikan Magister Ilmu Komunikasi di Stikom InterStudi yang diselesaikannya pada 2020. Puncaknya, pada 2024 ini, Sahroni resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Borobudur Jakarta.

Baca Juga: Suami Salsa Erwina Siapa dan Kerja Apa? Inilah Sosok di Balik Keberanian Istri Tantang Anggota DPR Ahmad Sahroni

Siapa Salsa Erwina, Penantang Berprestasi Internasional?

Salsa Erwina tengah menjadi sorotan di media sosial setelah menantang Anggota DPR RI, Ahmad Sahroni, untuk melakukan debat terbuka terkait isu tunjangan anggota DPR. (Sumber: Instagram/@salsaer)

Di seberang ring, Salsa Erwina justru hadir dengan segudang prestasi debat yang mumpuni. Perempuan yang kini menjadi diaspora dan menetap di Aarhus, Denmark ini bukanlah penantang biasa.

Dia adalah juara debat se-Asia Pasifik di Nanyang Technological University, Singapura. Sebelumnya, ia juga pernah tampil dan mencapai babak perempat final dalam ajang debat dunia di Berlin pada tahun 2012. Ia adalah mantan mahasiswa berprestasi UGM sebelum akhirnya melanjutkan studi di luar negeri.

Kini, melalui podcast-nya "Jadi Dewasa 101" (JDW 101), Salsa aktif membagikan konten inspiratif seputar pendidikan, pengembangan diri, dan isu sosial-politik.

Pengetahuan dan pengalamannya di kancah internasional inilah yang menjadi dasar kepercayaan dirinya untuk mengajak berdebat seorang anggota dewan, tanpa rasa gentar.

Penolakan Sahroni telah membuka ruang diskusi publik yang lebih luas, tidak hanya tentang pernyataan politiknya, tetapi juga tentang kualitas dan kapabilitas yang diharapkan masyarakat dari para wakil mereka di Senayan.


Berita Terkait


News Update