Kemudahan akses dan antarmuka yang mudah digunakan membuat mereka tak butuh waktu lama untuk paham dunia kripto.
Lebih Percaya Blockchain daripada Bank
Sistem perbankan dianggap rumit, penuh aturan, dan tidak transparan. Sebaliknya, blockchain menawarkan sistem terbuka, akses global, dan peluang keuntungan yang lebih besar.
Laporan dari Gemini menyebutkan bahwa lebih dari 50 persen Gen Z di Amerika Serikat telah memiliki crypto.
Baca Juga: Pandangan Timothy Ronald tentang Pentingnya Dana Darurat sebelum Berinvestasi
Mereka melihatnya bukan hanya sebagai alat investasi, tapi juga sebagai perlindungan dari inflasi dan instrumen keuangan yang lebih fleksibel.
Belajar dari Sosial Media, Bukan Buku Teks
Tidak perlu ikut seminar mahal cukup buka platform media sosial seperti TikTok, YouTube, Reddit, atau Discord.
Para Gen Z sudah bisa belajar tentang crypto dari para finfluencer secara cepat dan real-time.
Groundworks Analaytics menyebutkan sebanyak 67 persen Gen Z bahkan mengaku belajar crypto dari media sosial.
Baca Juga: Rahasia Mencapai Kebebasan Finansial Lewat Investasi Obligasi, Simak Panduan untuk Pemula
Dari Pengguna Jadi Pencipta Ekosistem Web3
Gen Z tidak hanya menjadi pengguna pasif. Mereka aktif dalam ekosistem Web3, yaitu menjual dan mengoleksi NFT, terlibat dalam proyek DeFi, hingga menciptakan komunitas blockchain gaming.
Mereka juga cenderung mendukung koin-koin yang memiliki banyak project yang berhubungan dengan lingkungan, kebudayaan, kesenian atau sejenisnya.
Crypto Jadi Alat Transaksi, Gaya Hidup, dan Biaya Pendidikan
Hasil survei Bitget Wallet pada Februari 2025 terhadap 4.599 responden global menunjukkan bahwa Gen Z paling aktif memakai kripto untuk transaksi sehari-hari dari bermain game 39 persen, belanja harian 36 persen, hingga memesan perjalanan.