Sosok Edi Sound, dengan jam kerja tak kenal waktu dan stamina luar biasa, mencerminkan bagaimana bentuk hiburan rakyat tidak muncul dari institusi besar, melainkan dari keringat dan passion warga biasa.
Netizen menyebut wajah Edi seperti "orang yang begadang tujuh malam tanpa tidur demi dentuman bass." Ini bukan sekadar guyonan, tapi bentuk penghormatan terhadap semangat di balik sistem audio jalanan yang kini menjadi tren nasional.
Kontroversi dan Dampak Sosial
Di balik kemeriahan, muncul pula bayang-bayang keluhan. Suara di atas 135 desibel tergolong berbahaya bagi pendengaran. Menurut Dr. Tri Juda Airlangga, spesialis THT RSCM Jakarta, paparan suara ekstrem dapat menyebabkan tinnitus, gangguan tidur, stres, bahkan risiko jantung.
Tak hanya itu, getaran fisik dari bass ekstrem merusak kaca jendela rumah dan bahkan infrastruktur seperti jembatan. Di Demak, warga dilaporkan merusak jembatan agar truk sound horeg bisa lewat. Di Malang, kaca rumah retak karena sound horeg. Kasus paling tragis terjadi pada 2023, ketika seorang siswa SMP tewas tertimpa speaker.
Fatwa Haram dan Batas Moral
Puncak kontroversi muncul dari keputusan Bahtsul Masail di Pesantren Raudlatul Ulum Pasuruan, 26-27 Juni 2025. Forum ulama menyatakan bahwa sound horeg haram secara mutlak, bukan karena musiknya, tetapi karena dampak sosialnya: mengganggu ketenangan, memicu kerusakan, dan menampilkan tarian tak sesuai norma Islam.
MUI Jawa Timur kemudian menerbitkan Fatwa Nomor 1/2025, yang menyatakan bahwa sound horeg boleh digunakan hanya jika volumenya wajar, dan digunakan untuk acara positif seperti pengajian atau kegiatan sosial.
Baca Juga: Berani Ubah Pola Pikir? Ini Cara Keluar dari Mental Miskin ala Timothy Ronald
Edi Sound: Simbol Dua Wajah Inovasi
Menariknya, fenomena Edi Sound memperlihatkan dua wajah inovasi rakyat. Di satu sisi, ia simbol kebanggaan lokal dan rekayasa budaya rakyat. Di sisi lain, ia menjadi ikon kontroversi, dibayangi fatwa dan risiko kesehatan.
Namun, mungkin di situlah letak kekuatan fenomena ini: ia bukan produk industri, tapi karya rakyat. Dari desa ke desa, dari TikTok ke jagat meme, Edi Sound menunjukkan bahwa kreativitas bisa bersuara keras, bahkan terlalu keras.
Fenomena sound horeg bukan hanya tentang suara keras dan pesta malam. Ini adalah cermin dari dinamika sosial, ekspresi budaya, dan ketegangan antara hiburan rakyat dan norma sosial. Sosok seperti Edi Sound menjadi wajah dari kegigihan lokal yang kini mendapat panggung nasional.
Ke depan, pertanyaan pentingnya bukan hanya apakah sound horeg haram atau tidak, tetapi bagaimana kita bisa mengakomodasi semangat komunitas dengan tetap menjaga ketenangan dan keselamatan bersama.
Ringkasan Poin Utama:
- Sound horeg adalah sistem audio ekstrem yang berasal dari Jawa Timur.
- Viral karena komunitas seperti Brewog Audio dan figur seperti Edi Sound.
- Menjadi bentuk hiburan rakyat yang unik, murah, dan kolektif.
- Dikecam karena polusi suara, risiko kesehatan, hingga fatwa haram MUI Jatim.
- Edi Sound, dengan ekspresi letih dan keterampilannya, menjadi ikon budaya populer.
- Tantangan ke depan: menjaga kreativitas tanpa mengorbankan kesehatan dan ketenangan masyarakat.