Waspada! Beras Oplosan Beredar di Pasaran: Ini Ciri-ciri dan Efek Fatal Konsumsi Jangka Panjang

Kamis 17 Jul 2025, 08:20 WIB
Ilustrasi - Begini cara membedakan beras asli dengan beras oplosan berbahaya yang mengandung plastik dan pemutih. Waspadai 5 ciri mencurigakan! (Sumber: Freepik/zirconicusso)

Ilustrasi - Begini cara membedakan beras asli dengan beras oplosan berbahaya yang mengandung plastik dan pemutih. Waspadai 5 ciri mencurigakan! (Sumber: Freepik/zirconicusso)

Bau Mencurigakan

  • Beraroma kimia (seperti pemutih atau logam), bukan aroma khas beras.
  • Saat dimasak, baunya semakin kuat atau justru tidak beraroma.

Perilaku Saat Dimasak

  • Butuh waktu lama untuk matang dan teksturnya kenyal seperti karet.
  • Nasi hasil masakan keras di luar tetapi lembek di dalam.

Uji Sederhana untuk Mendeteksi Beras Oplosan

  • Tes Api: Bakar beberapa butir beras. Jika meleleh seperti plastik atau berbau sintetis, kemungkinan besar beras tersebut oplosan.
  • Tes Air Panas: Tuang air panas ke beras. Jika muncul lapisan putih mengapung (seperti lilin), itu pertanda adanya campuran kimia.

Baca Juga: Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang Bantah Oplos Beras: Permintaan Konsumen

Risiko Kesehatan yang Mengintai

Keracunan Akut

  • Gejala: Mual, muntah, diare, atau sakit kepala setelah mengonsumsi.
  • Contoh kasus: Beberapa wilayah pernah melaporkan kejadian keracunan massal akibat beras oplosan.

Gangguan Pencernaan Jangka Panjang

  • Zat kimia seperti lilin atau pemutih dapat mengikis dinding usus, memicu iritasi kronis hingga radang usus.
  • Menyebabkan malabsorpsi nutrisi, sehingga tubuh kesulitan menyerap gizi dari makanan lain.

Kerusakan Organ Vital

  • Hati dan ginjal bekerja ekstra keras untuk menyaring racun, berisiko menyebabkan gagal fungsi.
  • Paparan formalin (kadang dipakai dalam beras palsu) dapat memicu sirosis hati.

Kanker

  • Bahan karsinogenik seperti plastik atau pemutih tekstil (klorin) dapat memicu mutasi sel.
  • Risiko tertinggi: Kanker lambung, usus, atau hati setelah konsumsi 5–10 tahun.

Gangguan Saraf

  • Kandungan logam berat dapat merusak sistem saraf, menyebabkan tremor atau penurunan kecerdasan.

Langkah Pencegahan dan Pelaporan

  • Beli di Tempat Terpercaya: Pilih supermarket resmi atau pedagang langganan yang memiliki izin.
  • Periksa Label: Pastikan ada sertifikasi BPOM dan halal.
  • Hindari Harga Terlalu Murah: Jika harganya jauh di bawah pasaran, waspadalah.
  • Laporkan Jika Menemukan: Segera hubungi Dinas Perdagangan atau BPOM setempat jika menemukan beras mencurigakan.

"Keamanan pangan harus menjadi prioritas bersama. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan memilih beras dari sumber terpercaya, kita bisa melindungi keluarga dari ancaman kesehatan yang serius," tegas dr. Anisa Fitriani, ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Masyarakat diimbau untuk selalu memeriksa ciri-ciri beras sebelum membeli dan tidak mudah tergiur harga murah yang tidak wajar.

Jika menemukan indikasi beras oplosan, segera laporkan kepada pihak berwenang agar bisa ditindaklanjuti dan tidak merugikan lebih banyak konsumen.


Berita Terkait


News Update