Sekolah Rakyat Jadi Harapan Orang Tua di Tengah Tingginya Biaya Pendidikan

Rabu 16 Jul 2025, 17:13 WIB
Suasana MPLS di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 di Cibinong, Kabupaten Bogor. (Sumber: POSKOTA | Foto: Sekar Putri Andini)

Suasana MPLS di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 di Cibinong, Kabupaten Bogor. (Sumber: POSKOTA | Foto: Sekar Putri Andini)

“Zaki ini yatim yang tinggal di lingkungan saya. Ibunya kerja bantu-bantu di rumah makan, enggak sempat ngurus sekolahnya. Jadi saya bantu, biar dia tetap bisa sekolah dan punya masa depan,” katanya.

Kisah serupa juga datang dari Rami Yati, 43 tahun, warga Cibinong, yang mengungkapkan rasa syukurnya karena anak perempuannya, Salwa Awliya diterima sebagai siswa baru. Salwa baru saja lulus dari MI Nurul Ihsan dan kini resmi melanjutkan ke jenjang SMP.

“Sangat terbantu sekali. Dari awal daftar sampai masuk, enggak keluar uang sama sekali. Semuanya ditanggung: buku, makan, seragam. Alhamdulillah,” ucap Rami.

Rami mengaku proses seleksi untuk bersekolah di Sekolah Rakyat ini cukup ketat. Petugas dari Dinas Sosial datang beberapa kali ke rumahnya untuk memastikan kondisi ekonomi keluarganya.

“Diminta KTP, KK, foto rumah, penghasilan. Suami saya buruh bangunan, kerjanya enggak tentu. Kadang ada, kadang enggak. Saya bantu-bantu nyuci, gosok, apa aja asal halal. Kami juga masih ngontrak,” jelasnya.

Sementara itu, Salwa sendiri terlihat antusias saat mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Siswa (MPLS).

“Senang banget. Ini kayak mondok (pesantren), tapi gratis. Aku memang dari dulu pengin mondok, pengen belajar lebih serius,” ujarnya.

Baca Juga: 100 Calon Siswa Sekolah Rakyat di Lebak Ikuti MPLS dan Tes Kesehatan

Rami juga menambahkan, tanpa adanya Sekolah Rakyat, besar kemungkinan ia tak mampu menyekolahkan Salwa ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) karena terhalang biaya.

“Sekarang sekolah itu mahal. Dari uang masuk, buku, iuran bulanan, sampai LKS dan kegiatan lain semuanya butuh biaya. Buat kami yang hidup pas-pasan, itu memberatkan. Sekolah ini betul-betul meringankan,” tuturnya.

Ia berharap program ini terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak anak-anak dari keluarga miskin lainnya.

“Terima kasih banyak buat Bapak Presiden dan para menterinya yang sudah memikirkan rakyat kecil. Sekolah ini bukan cuma soal gratis, tapi soal membuka harapan buat anak-anak kami,” ucapnya.


Berita Terkait


News Update