POSKOTA.CO.ID - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) setiap tahunnya menjadi agenda penting bagi siswa baru di Indonesia, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar. MPLS bukan hanya soal mengenal gedung sekolah atau guru, tetapi juga tentang membangun hubungan positif antar siswa dan kakak kelas.
Pada 2025, MPLS Ramah semakin digalakkan. Berdasarkan informasi dari cerdasberkarakter.kemendikdasmen.go.id, program ini dirancang dengan pendekatan inklusif. Tradisi lama seperti perpeloncoan secara tegas dilarang. Sebagai gantinya, sekolah diarahkan menciptakan pengalaman adaptasi yang ramah anak, aman, dan menyenangkan.
Dalam kerangka MPLS Ramah, aktivitas ice breaking memiliki peran penting. Salah satu cara paling efektif untuk mencairkan kecanggungan adalah dengan teka-teki jenaka. Meskipun terdengar remeh, kegiatan sederhana ini bisa menjadi pintu pembuka interaksi sosial yang lebih sehat.
Baca Juga: 7 HP Flagship Bekas Mulai 2 Jutaan yang Masih Tangguh Dipakai di Tahun 2025
Perspektif Unik: Mengapa Teka-teki Sederhana Bisa Bermakna Besar?
Dari sudut pandang seorang guru, saya pernah melihat siswa yang sangat pemalu akhirnya bisa tertawa lepas hanya karena berhasil menjawab teka-teki "Cacing Goreng" dengan tepat. Saat itu, ekspresi kebanggaannya seolah menegaskan bahwa humor kecil dapat menumbuhkan rasa percaya diri.
Inilah yang kadang terlupakan: MPLS bukan soal pamer kekuatan, tapi soal merangkul semua anak agar merasa diterima. Teka-teki lucu ibarat jembatan yang menghubungkan siswa dengan pengalaman sekolah yang menyenangkan.
Jawaban Teka-teki MPLS Populer 2025
Di antara banyak teka-teki yang beredar, lima istilah berikut menjadi yang paling sering ditanyakan. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Cacing Goreng
Pertanyaan: Apa itu cacing goreng?
Jawaban: Mi goreng.
Mi instan yang panjang, keriting, dan dimasak kering menyerupai bentuk cacing. Tentu saja ini hanya perumpamaan, bukan cacing sungguhan!
2. Air Tambang
Pertanyaan: Air apa yang diambil dari tambang?
Jawaban: Le Minerale.
Air mineral kemasan merek Le Minerale ini sering disebut "air tambang" karena permainan kata "mineral" yang terdengar seperti "tambang".
3. Teh Band
Pertanyaan: Teh apa yang suka manggung?
Jawaban: Teh Kotak.
"Band" di sini diambil dari kata “berbanding kotak”, menekankan bentuk kemasan minuman.
4. Air Keringat
Pertanyaan: Air apa yang keluar saat olahraga?
Jawaban: Pocari Sweat.
Nama minuman isotonik ini memang menggunakan kata “Sweat” yang artinya keringat dalam bahasa Inggris.
5. Chiki dalam Tanah
Pertanyaan: Chiki apa yang diambil dari dalam tanah?
Jawaban: Chiki Kusuka.
Karena singkong, bahan utama camilan ini, tumbuh di tanah. “Kusuka” bisa diartikan “aku suka”, semakin membuatnya jenaka.

Untuk menambah inspirasi, berikut daftar teka-teki populer lain yang bisa digunakan sekolah:
MPLS dan Kreativitas: Manfaat Tersembunyi
Dibalik gelak tawa saat menjawab teka-teki, sebenarnya ada proses pembelajaran yang penting:
Melatih berpikir lateral
Teka-teki menuntut anak untuk melihat sesuatu dari sudut pandang baru, bukan sekadar arti harfiah.
Mencairkan suasana
Ketegangan hari pertama sekolah sering membuat anak kaku. Humor ringan memberi ruang untuk relaksasi.
Mengasah keberanian berbicara
Momen menjawab teka-teki di depan teman memacu keberanian anak untuk tampil.
Menumbuhkan rasa kebersamaan
Tawa bersama menciptakan kenangan positif yang memperkuat ikatan sosial.
Contoh Implementasi di Sekolah
Beberapa sekolah di Yogyakarta sudah mulai mengadopsi pendekatan MPLS Ramah berikut pola kegiatan seperti:
- Sesi perkenalan dengan permainan nama.
- Yel-yel kreatif antar kelompok.
- Teka-teki harian dengan hadiah sederhana.
- Pemutaran video profil sekolah.
- Tur keliling fasilitas dengan pemandu siswa OSIS.
Kepala sekolah SMP Negeri 1 Sleman, dalam wawancaranya di salah satu portal pendidikan, menuturkan:
“MPLS bukan hanya adaptasi fisik, tapi juga adaptasi emosi. Teka-teki sederhana bisa menjadi cara ampuh untuk membuka hati anak.”
Perspektif Siswa Baru: Antara Grogi dan Penasaran
Dari pengalaman seorang siswa kelas VII:
“Awalnya malu banget. Tapi pas denger kakak kelas bilang cacing goreng, semua langsung ketawa. Rasanya lega karena ternyata sekolah nggak seseram yang aku pikir.”
Cerita lain datang dari siswa SMA:
“Aku malah penasaran sama ‘air keringat’. Pas tahu itu Pocari Sweat, rasanya pengen langsung minum. Lucu banget.”
Ini menjadi pengingat bahwa MPLS adalah jembatan yang harus dibangun dengan kehangatan, bukan rasa takut.
Baca Juga: Upayakan TPA Bangkonol Bertahan, Pemkab Pandeglang Jalin Kerja Sama dengan Tangsel
Tips Membuat Teka-teki MPLS Sendiri
Kalau Anda guru atau panitia OSIS, berikut tips merancang teka-teki unik:
- Gunakan plesetan sederhana.
Hubungkan nama produk populer dengan gambaran lucu. - Pastikan tidak mengandung unsur bullying.
Hindari istilah yang merendahkan atau mengarah pada ejekan fisik. - Sesuaikan dengan tingkat usia.
Siswa SD butuh teka-teki lebih simpel daripada SMA. - Tulis daftar jawabannya.
Agar panitia tidak kebingungan saat anak bertanya.
Informasi tentang MPLS, terutama teka-teki populer, selalu relevan setiap tahun ajaran baru. Karena sifatnya yang tidak cepat basi, artikel ini bisa digunakan kapan saja untuk referensi guru, siswa, maupun orang tua.
Selain itu, budaya humor dalam MPLS cenderung bertahan lama. Selama masih ada mi goreng, Pocari Sweat, dan Chiki Kusuka, teka-teki ini akan terus menghibur generasi baru.
MPLS Ramah 2025 adalah tonggak penting menuju pendidikan yang lebih humanis. Melalui aktivitas sederhana seperti teka-teki, sekolah menciptakan pengalaman pertama yang menyenangkan dan aman.
Jadi, jika Anda mendengar pertanyaan aneh seperti “Cacing Goreng itu apa?”, jangan terburu-buru merasa aneh. Mungkin itulah cara paling mudah untuk menumbuhkan tawa, keberanian, dan semangat kebersamaan.
Selamat menjalani MPLS yang penuh warna, penuh makna, dan penuh tawa!