Banjir 120 Cm Lumpuhkan Jalan Raya Pisangan, Pengendara Diminta Cari Jalur Alternatif

Selasa 08 Jul 2025, 09:35 WIB
Jalan Raya Pisangan, Desa Satria Mekar, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, lumpuh total usai terendam banjir setinggi 50 sentimeter. Selasa, 8 Juli 2025. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

Jalan Raya Pisangan, Desa Satria Mekar, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, lumpuh total usai terendam banjir setinggi 50 sentimeter. Selasa, 8 Juli 2025. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

TAMBUN UTARA, POSKOTA.CO.ID – Akses Jalan Raya Pisangan di Desa Satria Mekar, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, lumpuh total akibat terendam banjir setinggi 120 sentimeter.

Genangan air yang tinggi membuat jalan tidak bisa dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat.

Banyak warga yang hendak berangkat kerja terpaksa berputar arah karena tidak bisa melintasi genangan yang membahayakan keselamatan.

Kepala Seksi Trantib Satpol PP Kecamatan Tambun Utara, Abdul Rachmat, mengatakan banjir yang merendam jalan ini merupakan kiriman dari luapan Sungai Cikeas dan Cileungsi di wilayah Bogor.

Baca Juga: 15 Kelurahan di Kota Bekasi Terendam Banjir dan Longsor Usai Diguyur Hujan Deras

“Jadi kondisi update pagi ini, air dari hulu Sungai Cikeas dan Cileungsi sudah mulai meluap sekitar pukul 01.00 malam hari,” ujar Abdul saat ditemui di lokasi, Selasa, 8 Juli 2025.

Ia menyebut, luapan air datang bertahap dan mulai menggenangi Jalan Raya Pisangan sekitar pukul 05.00 hingga 06.00 WIB.

“Tingginya sudah sekitar 50 sentimeter. Sudah tinggi, dan terputus aksesnya,” lanjutnya.

Abdul mengimbau pengendara yang biasa melintas ke arah Kota Bekasi untuk mencari jalur lain.

“Mungkin bisa lewat jalan alternatif, seperti jalan tanggul Desa Satria Jaya. Mudah-mudahan airnya jangan naik lagi,” ucapnya.

Baca Juga: Perlintasan Kereta Api di Jalan Perjuangan Bekasi Diperbaiki, Lalu Lintas Dialihkan Sementara

Genangan juga mulai merambah ke kawasan permukiman. Di beberapa titik, ketinggian air bahkan mencapai 120 hingga 200 sentimeter.

“Jadi untuk kendaraan roda dua dan roda empat memang sudah tidak bisa lewat. Titik terdalam ada di Kampung Pinggir Kali,” jelas Abdul.

Akses jalan alternatif menuju Babelan pun ikut terputus. Abdul menyebut wilayah tersebut memang rawan banjir kiriman dari Cileungsi dan Cikeas, terutama saat curah hujan tinggi di hulu.

“Kalau air di sana sudah tidak ada curah hujan atau tidak ada luapan lagi, mungkin berangsur-angsur akan surut. Jadi mudah-mudahan kita berharap tidak ada kenaikan lagi,” pungkasnya. (cr-4)


Berita Terkait


News Update