Di warung kopi blok D, seorang pemuda berkata "Gue pengen jadi preman besar kayak Daeng Malik."
Seorang preman tua hanya tersenyum sinis "Kalau lo pengen cepat mampus, lo ikutin jejaknya. Tapi kalau pengen hidup lama, lo pelajari siapa itu Hercules."
Raja yang Tak Membutuhkan Mahkota
Hercules tetap jadi bayangan. Ia tak perlu turun langsung. Cukup utusan, cukup nama. Semua pedagang, bahkan anggota dewan, tahu: dialah yang dulu menjaga logistik dan ketertiban saat negara lemah.
Di kursi rodanya, Hercules berkata "Dulu gua perang buat lahan. Sekarang gua perang buat harga diri. Dan gua udah dapet itu."
Namanya kini disebut dengan hormat, bahkan oleh polisi. Karena semua tahu, Tanah Abang pernah berdarah, dan hanya satu nama yang tetap berdiri meski waktu berganti.
Disclaimer: Cerita ini dirangkum dari konten video unggahan YouTube SATELIT MISTERI. Terkait alur cerita, tokoh, peristiwa, dan lainnya bisa jadi merupakan karangan fiktif.