POSKOTA.CO.ID - Sebagian dari kamu pasti sudah tak asing lagi dengan Pasar Minggu, Pasar Senen, hingga Pasar Rebo
Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa sejumlah pasar yang ada di Jakarta menggunakan nama hari untuk penyebutannya?
Banyak warga Jakarta yang mungkin dibuat penasaran dengan awal mula pemberian nama pasar yang ada di Jakarta dengan menggunakan nama hari.
Baca Juga: Sejarah Pasar Tanah Abang: Pusat Grosir yang Jadi Saksi Pendudukan Belanda di Indonesia
Lalu, bagaimana sebetulnya asala muasal nama pasar di Jakarta yang menggunakan nama hari?
Sejarah Penamaan Nama Pasar di Jakarta Sesuai Nama Hari
Mengutip dari kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta, pada masa kolonial Belanda, sejumlah pasar yang ada di Jakarta hanya diperbolehkan buka pada hari tertentu saja.
Pada masa itu, pemerintah Belanda hanya membuka pasar pada hari-hari tertentu saja sehingga kegiatan perekonomian masih sangat terbatas.
Misalnya, ada pasar yang hanya boleh buka pada hari Senin saja. Di sisi lain, ada pasar yang hanya dapat beroperasi ketika hari Rabu saja. Selain di hari yang telah ditentukan oleh pemerintah kolonial, maka pasar dilarang untuk buka.
Kemudian, hari buka atau hari beroperasinya itu lah dijadikan sebagai nama pasar tersebut. Sebagai contoh, Pasar Minggu dan Pasar Senin atau Senen.
Berikut ini sejumlah pasar di Jakarta yang menggunakan nama hari sebagai penyebutannya, seperti dikutip dari laman Seni dan Budaya Betawi.
1. Pasar Senin/Senen
Pasar Senen adalah sebutan tidak baku dari 'Senin'. Pasar menjadi salah satu pasar tertua di Jakarta yang dibangun pada 30 Agustus 1735.
Pasar Senen dibangun oleh seorang arsitek bernama Yustinus Vink yang juga merupakan salah satu pejabat VOC. Oleh karenanya, pada awal berdirinya, pasar ini disebut sebagai "Vincke Passer".
Seiring berjalannya waktu, nama pasar ini berganti menjadi Pasar Senen karena aktivitas jual beli yang diatur oleh VOC hanya memperbolehkan pasar ini beroperasi setiap Senin.
Baca Juga: Sejarah Jakarta: Inilah Masjid Paling Tua di Jakarta, Jadi Simbol dari Kebhinekaan Etnik
Uniknya, Vincke Passer ini pula merupakan pasar pertama yang menerapkan sistem jual beli menggunakan uang sebagai alat tukar yang sah.
2. Pasar Selasa
Mungkin tak banyak warga Jakarta yang mengetahui jika ada Pasar Selasa di daerah ibu kota. Hal ini karena nama asli dari pasar tersebut lebih terkenal dibandingkan sebutan Pasar Selasa.
Kalau kamu tahu Pasar Koja yang ada di daerah Jakarta Utara, itu lah Pasar Selasa yang beroperasi sejak zaman Kolonial Belanda.
Namun, bagi orang Betawi hari Selasa dipercaya sebagai hari yang kurang baik. Itu lah mengapa akhirnya nama pasar ini berganti menjadi Pasar Koja untuk menghindari mitos yang kurang baik tersebut.
3. Pasar Rabu/Rebo
Pasar Rabu lebih dikenal dengan nama Pasar Rebo karena orang zaman dulu yang menyebut Rabu menjadi Rebo.
Saat ini Pasar Rebo sudah menjadi nama kecamatan di Jakarta Timur, sementara Pasar Rabu nya sendiri yang beroperasi sebagai tempat jual beli telah berganti nama menjadi Pasar Induk Kramat Jati.
4. Pasar Kamis
Sama seperti Paser Selasa, mungkin banyak juga warga Jakarta yang tidak tahu di mana letak Pasar Kamis.
Pada tempo dulu, Pasar Kamis hanya beroperasi setiap hari Kamis. Namun, pada masa kependudukan Jepang, pasar ini berganti nama menjadi Pasar Jatinegara yang ada di Jakarta Timur.
Sebelum disebut sebagai Pasar Kamis dan Pasar Jatinegara, pasar ini dikenal dengan nama Pasar Mester.
Nama ini berasal dari seorang guru agama Kristen bernama Cornelis Senen yang saat itu dipanggil dengan sebutan “Meester” yang berarti tuan guru.
5. Pasar Jumat
Pasar Jumat juga menjadi salah satu pasar yang telah berganti nama dan tidak lagi menggunakan nama hari untuk penyebutannya.
Terletak di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pasar ini pun kini berganti nama menjadi Pasar Lebak Bulus. Pasar ini sudah ada sejak zaman,an VOC dan hanya melakukan transaksi pada hari Jumat.
Kisaran tahun 1975, para pedagang di Pasar Jumat kerap berjualan dengan membawa dagangannya menggunakan pikulan dan menggelar dagangannya beralaskan kain.
6. Pasar Sabtu
Pasar Sabtu di era sekarang ini telah menjadi pusat grosir terbesar di Indonesia yang dikenal dengan nama Tanah Abang. Sama seperti pasar lainnya, pasar ini juga hanya beroperasi setiap hari Sabtu.
Orang Belanda menyebut pasar ini dengan nama 'De Nabang', namun orang Batavia menyebutnya dengan Tanah Abang.
Pasar ini semakin berkembang di bawah pemerintahan Pemprov DKI Jakarta melalui PD Pasar Jaya sejak tahun 1973.
7. Pasar Minggu
Pasar Minggu menjadi pasar yang sejak dulu hingga sekarang terdapat terminal bus dalam kota di dalamnya.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Psar Minggu resmi dijadikan sentra buah-buahan.
Akan tetapi, pada masa sekarang ini, ada banyak komoditi yang dijual di Pasar Minggu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.