POSKOTA.CO.ID – Pernah merasa seperti Anda melakukan segalanya untuk orang lain, selalu membantu, selalu hadir saat dibutuhkan, namun justru merasa diabaikan?
Tidak ada yang bertanya kabar, tak ada yang menanyakan apakah Anda baik-baik saja. Anda mulai bertanya, “Mengapa tidak ada yang peduli seperti aku peduli pada mereka?”
Itulah kenyataan yang diungkapkan oleh advokat kesehatan mental Gayathri Arvind, seorang mental health advocate, dalam video di kanal YouTube Abhasa - Mental Health.
Ia menyampaikan, jika Anda mengalami hal seperti ini, mungkin yang Anda butuhkan bukan lebih banyak waktu, tapi batasan pribadi yang sehat.
Baca Juga: Kasus TBC di Jakarta Meningkat, Pengamat Kesehatan Minta Pemerintah Lakukan Ini
Berikut lima tanda Anda sangat membutuhkan batasan pribadi dalam hidupmu:
Anda Selalu Lelah Tanpa Alasan Jelas
Bukan karena pekerjaan atau tanggung jawab, tapi karena energi emosionalmu terus terkuras. “Anda bangun lelah, tidur pun lelah,” ujar Gayathri. Waktu dan emosimu ditarik ke segala arah oleh orang lain. Anda bahkan tak sadar kenapa Anda selalu merasa begitu letih.
Anda Sulit Mengatakan ‘Tidak’
Setiap kali menolak permintaan, Anda merasa seperti orang jahat. Anda takut mengecewakan, dan merasa bahwa mengutamakan diri sendiri adalah tindakan egois. Maka Anda terus mengatakan "iya", bahkan saat hatimu menolak. Ini bukan kebaikan, ini adalah pengabaian terhadap diri sendiri.
Baca Juga: Mau Cek Kesehatan Gratis? Begini Cara Daftar Bansos PBI JK Tahun 2025 dan Kriteria Penerima
Anda Melupakan Dirimu Sendiri
Kapan terakhir kali Anda bertanya pada diri sendiri apa yang Anda inginkan? Apa yang Anda butuhkan? “Anda menjadi tidak penting dalam hidupmu sendiri,” kata Gayathri. Anda terus memberi, tanpa pernah menerima. Dan perlahan-lahan, Anda kehilangan jati dirimu.
Orang Menganggap Kehadiranmu sebagai Hal yang Pasti
Karena Anda selalu berkata “ya”, orang lain jadi terbiasa. Mereka tak lagi bertanya apakah Anda punya waktu atau tenaga. Mereka menganggap Anda akan selalu ada. Ketika Anda mulai berkata “tidak”, mereka kesal atau merasa bersalah. Bukan karena mereka jahat, tapi karena Anda yang membentuk kebiasaan itu.
Anda Merasa Tidak Dihargai, Tapi Tetap Membantu
“Anda bilang Anda membantu karena cinta dan kebaikan,” ucap Gayathri, “tapi jauh di dalam hati, Anda ingin orang berhenti meminta tolong padamu.” Itu bukan kebaikan, itu tanda kelelahan emosional. Anda memberi bukan karena ingin, tapi karena merasa harus.
Batasan Pribadi Bukan Tentang Menjauh, Tapi Tentang Memilih
Jika Anda merasa cocok dengan tiga atau lebih tanda di atas, inilah kenyataannya, Anda mengira bahwa menjadi orang baik berarti selalu berkata "ya". Tapi setiap ya punya harga.
Setiap kali Anda berkata “ya” untuk lembur, Anda berkata “tidak” pada ketenangan pikiran. Setiap kali Anda berkata “ya” untuk telepon larut malam, Anda berkata “tidak” pada tidurmu.
Dan setiap kali Anda berkata “ya” untuk membantu orang pada pukul satu dini hari, Anda berkata “tidak” pada kesehatanmu sendiri.
“Anda lelah bukan karena Anda membantu orang,” ujar Gayathri, “tapi karena Anda terus menolak diri sendiri.” Pikiran, tubuh, dan emosimu sudah lama meminta istirahat, tapi Anda terus berkata “tidak” pada mereka.
Baca Juga: Ingin Jaga Kesehatan dan Daya Tahan Tubuh dengan Mudah? Begini Cara Selengkapnya
Saatnya Mengambil Kendali Atas Anda
Kuncinya adalah membangun batasan. Bukan untuk menjauh dari orang lain, tapi untuk memilih dengan sadar ke mana energi, waktu, dan kasih sayangmu akan diberikan.
Bagaimana caranya? Setiap kali seseorang meminta waktumu, jangan langsung berkata "ya". Tanyakan dulu tiga hal ini pada dirimu:
- Apakah aku benar-benar ingin melakukan ini?
- Apa yang aku korbankan jika aku berkata 'ya'?
- Apakah aku rela dengan pengorbanan itu?
Jika jawabanmu jujur dan Anda ikhlas, lanjutkan. Tapi jika tidak, tolaklah dengan sopan. Dan jika Anda ragu, lebih baik katakan “tidak” hingga Anda benar-benar yakin.
Baca Juga: Ramalan Weton Jumat Pahing, Waspadai Kesehatan dan Godaan Asmara!
Mengubah Cara Dunia Melihatmu, Dimulai dari Anda
“Orang belajar memperlakukanmu dari cara Anda memperlakukan dirimu sendiri,” jelas Gayathri. Jika Anda bertanya, “Bagaimana kalau orang marah karena aku mulai menetapkan batasan?” Biarkan.
Mereka akan menyesuaikan. Selama ini, Anda yang melatih mereka untuk memperlakukanmu seperti itu. Kini Anda mengubahnya.
Anda tak perlu kasar. Cukup tegas dengan “ya”-mu dan lembut dengan “tidak”-mu. Dan suatu saat, Anda akan merasa dihargai. Bukan karena dunia berubah, tapi karena Anda berubah.
Anda akhirnya melihat dirimu sendiri, dan dunia akan mulai melakukan hal yang sama.