Ternyata Ini Kekurangan Materi di Program Sekolah Siaga Kependudukan, Sudah Saatnya Direvisi?

Rabu 11 Jun 2025, 08:29 WIB
Evaluasi Program Sekolah Siaga Kependudukan: Materi Kurang Relevan dengan Isu Terkini? (Sumber: Pinterest)

Evaluasi Program Sekolah Siaga Kependudukan: Materi Kurang Relevan dengan Isu Terkini? (Sumber: Pinterest)

POSKOTA.CO.ID - Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) merupakan program edukasi yang bertujuan membekali siswa dengan wawasan mengenai struktur demografi, kesehatan reproduksi, dan perencanaan keluarga.

Dalam konteks Indonesia yang menghadapi tantangan ledakan penduduk, pernikahan dini, stunting, hingga ketimpangan distribusi penduduk, program ini menjadi sangat relevan.

Namun demikian, pelaksanaan SSK di banyak sekolah belum optimal. Kualitas materi dan metode pengajaran masih belum mampu menjawab kebutuhan pembelajaran abad ke-21.

Oleh karena itu, SSK harus direformulasi agar mampu membentuk karakter siswa yang sadar dan bertanggung jawab terhadap isu kependudukan di sekitarnya.

Baca Juga: Suka Nulis? Coba Aplikasi Ini dan Dapatkan Saldo DANA Gratis Rp125.000 ke Dompet Elektronik

Materi Kependudukan Harus Menjadi Inti Kurikulum

Dalam praktiknya, materi SSK kerap ditempatkan sebagai sisipan atau pelengkap. Akibatnya, pemahaman siswa terhadap isu demografi bersifat parsial dan dangkal.

Padahal, sebagaimana ditegaskan oleh Dinas P3AP2KB Kota Blitar, materi SSK perlu ditata secara sistematis dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Hal ini penting agar proses pengajaran memiliki waktu yang terstruktur dan target evaluasi yang jelas. Dengan menjadikan materi kependudukan sebagai bagian inti, sekolah tidak hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai dan kesadaran jangka panjang.

Mendorong Integrasi Lintas Mata Pelajaran

Selama ini, konten kependudukan hanya terfokus dalam mata pelajaran IPS dan Biologi. Padahal, pendekatan lintas mata pelajaran dapat membuka ruang eksplorasi yang lebih luas. Misalnya:

  • Matematika: Siswa dapat menganalisis grafik dan data statistik tentang pertumbuhan penduduk.
  • Bahasa Indonesia: Siswa diajak menulis opini atau artikel mengenai pergaulan remaja, stunting, atau migrasi.
  • Seni Budaya: Kampanye visual tentang kesehatan reproduksi atau perencanaan keluarga bisa diolah sebagai karya seni.

Pendekatan interdisipliner ini bukan hanya memperluas cakrawala berpikir siswa, tetapi juga menanamkan kesadaran bahwa isu kependudukan menyentuh seluruh aspek kehidupan.

Aktualisasi Konteks Lokal dalam Materi

Pendidikan yang bermakna adalah pendidikan yang dekat dengan realitas siswa. Oleh karena itu, materi SSK tidak bisa bersifat umum dan generik. Setiap wilayah memiliki permasalahan demografi yang khas.


Berita Terkait


News Update