Bareskrim Sebut Ijazah Jokowi Identik, Dokter Tifa: Itu Sandiwara Negara, Publik Butuh Kebenaran

Senin 26 Mei 2025, 15:35 WIB
Potret pihak kepolisian resmi menghentikan penyidikan terkait kasus dugaan ijazah palsu Jokowi. (Sumber: Humas Polri)

Potret pihak kepolisian resmi menghentikan penyidikan terkait kasus dugaan ijazah palsu Jokowi. (Sumber: Humas Polri)

POSKOTA.CO.ID – Pernyataan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang menyebut ijazah Presiden Joko Widodo sebagai "identik" memicu kritik tajam dari kalangan masyarakat sipil, termasuk dokter dan aktivis publik, Tifauzia Tyassuma, atau yang dikenal sebagai Dr. Tifa.

Dr. Tifa mempertanyakan transparansi dan integritas konferensi pers yang digelar oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

“Bareskrim tidak pernah menyatakan ijazah Jokowi asli. Yang mereka gunakan hanyalah satu kata, yaitu identik,” kata Dr. Tifa pada Senin, 26 Mei 2025, dikutip oleh Poskota dari kanal YouTube DRTF Channel.

“Identik itu bukan asli, identik itu beda dengan otentik,” tambahnya, menyindir penggunaan diksi oleh pihak kepolisian yang ia anggap sebagai bentuk penghindaran terhadap tanggung jawab hukum dan sejarah.

Baca Juga: TPUA Desak Gelar Perkara Ulang Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Pengamat Politik Peringatkan Tentang Ketidakpercayaan Publik

Konferensi pers tersebut awalnya diharapkan menjadi penutup dari polemik panjang seputar keaslian ijazah Presiden Jokowi.

Namun, menurut Dr. Tifa, yang terjadi justru sebaliknya. Ia menyebutnya sebagai “pertunjukan teater” dan “sandiwara negara”.

“Kenapa kita rakyat publik dibuat menjadi bodoh? Ketika aparat negara hanya menyatakan identik tanpa menyatakan otentik atau asli, ini adalah kode linguistik untuk menghindari tanggung jawab,” ujar Dr. Tifa.

Ia juga mempertanyakan mengapa yang ditampilkan dalam konferensi pers hanya fotokopi dokumen, bukan ijazah asli. “Fotokopi bukanlah dokumen hukum dan keraguan bukan klarifikasi,” katanya.

Baca Juga: Refly Harun: Kampanye Ijazah Asli Jokowi Gagal, Mayoritas Publik Tidak Percaya

Kritik dari Mantan Petinggi Polri

Dr. Tifa menyinggung suara-suara keraguan dari dua mantan pejabat tinggi kepolisian, yakni Komjen (Purn) Ito Sumardi, mantan Kepala Bareskrim, dan Komjen (Purn) Oegroseno, mantan Wakapolri. Kedua tokoh itu, kata Tifa, turut meragukan independensi proses klarifikasi yang dilakukan.


Berita Terkait


News Update