Ancaman DC Pinjol Ilegal, Teror Jalanan yang Bikin Nasabah Galbay Ketakutan

Sabtu 24 Mei 2025, 17:48 WIB
Ilustrasi DC pinjol ilegal jegat nasabah dijalan. (Sumber: PxHere)

Ilustrasi DC pinjol ilegal jegat nasabah dijalan. (Sumber: PxHere)

POSKOTA.CO.ID - Ancaman dari debt collector (DC) yang bekerja untuk layanan pinjaman online (pinjol) ilegal semakin meresahkan masyarakat. Lantas, apa yang dilakukan jika DC mencegat nasabah galbay di jalanan?

Belakangan ini, marak laporan dari nasabah yang mengalami gagal bayar (galbay) karena ditekan oleh penagih utang yang mengancam akan menagih secara langsung di tempat umum seperti di jalanan, kantor, hingga depan rumah.

Bentuk teror ini tidak hanya menciptakan rasa malu, tetapi juga memicu tekanan psikologis yang berat bagi para korban.

Banyak dari mereka yang kemudian nekat mencari pinjaman lain hanya untuk menutup kewajiban sebelumnya, praktik yang dikenal dengan istilah “gali lubang, tutup lubang.”

Namun sayangnya, tindakan tersebut justru memperburuk situasi. Alih-alih menyelesaikan masalah, utang semakin menumpuk dan bunga pinjaman kian mencekik, apalagi jika berasal dari pinjol ilegal yang menerapkan bunga harian yang sangat tinggi.

Baca Juga: 5 Risiko Terberat Galbay Pinjol, Waspadai Dampaknya

Ancaman Tagihan di Jalan

Dalam sebuah unggahan di kanal YouTube edukasi keuangan Fintech ID, disampaikan bahwa ancaman penagihan di jalanan oleh DC pinjol ilegal sebenarnya lebih banyak bersifat intimidatif dan jarang benar-benar terjadi.

“Saya ingin meyakinkan teman-teman bahwa kalau kalian gagal bayar di pinjol ilegal, biasanya tidak akan sampai ditagih secara langsung di jalan atau tempat umum seperti yang diancamkan,” ujar pengelola kanal tersebut.

Menurutnya, pinjol ilegal umumnya tidak memiliki infrastruktur atau tim lapangan untuk menagih secara fisik.

Sebagian besar penagihan dilakukan secara digital, melalui panggilan telepon, pesan teks, atau aplikasi chatting.

Modus Teror dari Telepon hingga Akses Data Pribadi

Metode yang digunakan DC pinjol ilegal seringkali tidak beretika. Selain intimidasi verbal, mereka juga mengakses data pribadi dari ponsel nasabah.


Berita Terkait


News Update