KEBAYORAN BARU, POSKOTA.CO.ID - Sektor ekonomi terdampak cukup signifikan akibat banjir di Jakarta yang kerap terjadi setiap musim hujan.
Hujan deras di awal Juli 2025 menyebabkan banjir di berbagai wilayah Jakarta, hingga merendam lebih dari 100 Rukun Tetangga (RT) dan memaksa sekitar 1.000 warga mengungsi.
Tak hanya itu, banjir juga memperlambat roda perekonomian, meskipun belum ada perhitungan pasti mengenai total kerugian ekonomi yang ditimbulkan.
"Banjir ini telah memperlambat roda perekonomian, meskipun belum ada perhitungan pasti mengenai total kerugian ekonomi yang ditimbulkan," ujar Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jakarta, Diana Dewi, kepada Poskota, Rabu, 9 Juli 2025.
Baca Juga: Wali Kota Tangsel Targetkan Kawasan Pondok Maharta Bebas Banjir pada 2026
Menurut Diana, banjir tidak hanya melanda Jakarta, tetapi juga sejumlah negara seperti China dan Amerika Serikat.
Dia mengatakan ketidakpastian iklim, yang diperparah oleh kenaikan suhu permukaan bumi dari tahun ke tahun, menjadi penyebab utama banjir.
"Laporan Climate Risk Index 2025 dari World Meteorological Organization (WMO), dunia telah menghadapi lebih dari 9.400 peristiwa cuaca ekstrem akibat perubahan iklim dalam tiga dekade terakhir, dengan total kerugian ekonomi mencapai US$4,2 triliun atau sekitar Rp68.943 triliun," jelas Diana.
Diana mendorong, untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta untuk mengambil langkah konkret. Ia menyarankan pengoptimalan pompa air agar dapat berfungsi tanpa tergantung pada kondisi surutnya air laut.
Selain itu, lanjut Diana, pembangunan infrastruktur seperti tanggul laut dan sistem drainase yang lebih baik diperlukan untuk mengurangi dampak banjir rob.
Baca Juga: Soal Banjir, Ketua DPRD Kabupaten Bogor Soroti Penyempitan Daerah Aliran Sungai