Mari kita lihat contoh sederhana bagaimana strategi pelunasan utang ini bekerja dalam kehidupan nyata.
Jika seseorang memiliki memiliki tiga utang dengan total Rp10.000.000, ia bisa membagi dengan format sebagai berikut:
- Utang A: Rp4.000.000, bunga 5 persen, cicilan minimum Rp1.000.000
- Utang B: Rp3.000.000, bunga 4 persen, cicilan minimum Rp800.000
- Utang C: Rp3.000.000, bunga 3 persen, cicilan minimum Rp600.000
Total anggaran bulanan untuk membayar utang sebesar Rp3.000.000.
Baca Juga: Cara Praktis Mengecek Legalitas Pinjol Lewat Situs OJK! Simak Selengkapnya
Langkah pertama yang harus dilakukan ialah membayar cicilan utang minimum yaitu utang B dan C dengan nominal Rp800.000 + Rp600.000.
Artinya Anda harus membayar sebesar Rp1.400.000. Kemudian sisa anggaran untuk membayar utang difokuskan pada utang A.
Dengan strategi ini, Utang A yang memiliki bunga tertinggi akan lebih cepat lunas. Setelah selesai, alihkan dana ke Utang B, lalu C. Hasilnya? Proses pelunasan jadi lebih cepat dan biaya bunga pun lebih ringan.
Langkah-langkah Strategis Menggunakan Debt Stacking
Agar pelunasan utang dengan metode debt stacking ini berjalan lancar, berikut ini panduannya:
Hindari Menambah Utang Baru
Gunakan uang tunai atau kartu debit untuk pembelian selama proses pelunasan agar kamu tidak memperburuk beban utang yang sudah ada.
Susun Daftar Utang Berdasarkan Suku Bunga
Buat peringkat utang dari yang berbunga paling tinggi ke rendah. Fokus pada utang bunga tinggi akan memberi dampak besar terhadap efisiensi pembayaran.
Negosiasi Suku Bunga Lebih Rendah
Hubungi kreditur dan minta penurunan suku bunga. Kamu bisa menunjukkan riwayat pembayaran yang baik atau mencari penawaran dari lembaga keuangan lain sebagai referensi.