Guncangan gempa dirasakan di sejumlah wilayah dengan intensitas III–IV MMI, yaitu di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Depok. Guncangan ini menyebabkan kerusakan ringan pada beberapa rumah warga di Kota Bogor, terutama bangunan tua atau struktur yang tidak tahan gempa.
9. Suara Gemuruh dan Dentuman, Ciri Gempa Sangat Dangkal
Banyak warga melaporkan mendengar suara gemuruh dan dentuman saat gempa terjadi. BMKG menjelaskan bahwa fenomena ini lazim terjadi pada gempa sangat dangkal. Getaran frekuensi tinggi yang dekat dengan permukaan bumi menciptakan efek akustik menyerupai ledakan atau dentuman keras.
10. Aktivitas Gempa Susulan
Pasca gempa utama, BMKG mencatat terjadi empat kali gempa susulan dalam rentang waktu pukul 23.00 hingga 01.30 WIB. Berikut rinciannya:
- 23.12 WIB – Magnitudo 1,9
- 23.14 WIB – Magnitudo 1,7
- 01.04 WIB – Magnitudo 1,6
- 01.38 WIB – Magnitudo 1,7
Gempa susulan ini menunjukkan bahwa masih terdapat penyesuaian tekanan di sekitar zona sesar aktif.
Baca Juga: Cara Cek Status dan Penyaluran Bansos 2025 dari Situs dan Aplikasi Resmi, Awas Jangan Salah Klik!
Penjelasan Ilmiah: Mengapa Gempa Dangkal Lebih Merusak?
Gempa dangkal seperti yang terjadi di Bogor sering kali menyebabkan kerusakan lebih nyata meskipun magnitudonya tidak besar. Hal ini disebabkan oleh:
- Kedekatan hiposenter dengan permukaan membuat energi getar langsung terasa.
- Tanah permukaan yang lunak bisa memperkuat guncangan.
- Bangunan tidak tahan gempa lebih mudah rusak oleh gelombang permukaan.
Mengenal Sesar Citarik: Potensi Seismik di Jawa Barat
Sesar Citarik merupakan salah satu dari banyak sesar aktif di wilayah barat Pulau Jawa. Panjangnya diperkirakan mencapai puluhan kilometer, melintasi area yang cukup padat penduduk, termasuk kawasan Bogor, Sukabumi, hingga Cianjur. Aktivitasnya sudah lama diwaspadai karena bisa memicu gempa merusak.
BMKG, melalui peta sumber dan bahaya gempa Indonesia, telah memasukkan Sesar Citarik sebagai salah satu zona merah potensi gempa dangkal di Pulau Jawa bagian barat.
Gempa magnitudo 4,1 yang mengguncang Bogor pada 10 April 2025 merupakan gempa tektonik dangkal yang dipicu oleh aktivitas Sesar Citarik.
Meskipun tidak berpotensi tsunami, gempa ini memberikan dampak berupa kerusakan ringan dan kepanikan warga. BMKG menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap gempa dangkal yang sering muncul tiba-tiba, terutama di wilayah dengan sesar aktif.
Dengan memahami proses dan karakteristik gempa, masyarakat diharapkan lebih siap dalam menghadapi potensi bencana alam di masa mendatang.
Pemerintah daerah bersama BMKG terus meningkatkan pemetaan risiko dan edukasi kebencanaan untuk mengurangi dampak gempa.