CIKARANG PUSAT, POSKOTA.CO.ID - Masyarakat Kabupaten Bekasi diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi saat libur pergantian Tahun Baru 2026.
Ini karena sejumlah bencana alam, khususnya banjir kerap terjadi di wilayah ini pada momentum akhir dan awal tahun.
Sebagai catatan, banjir besar pernah melanda Kota dan Kabupaten Bekasi pada pergantian Tahun Baru 2020.
Saat itu, hujan deras mengguyur sejak sore hingga menjelang subuh, disertai peningkatan debit air di sejumlah sungai seperti Kali Bekasi dan Kali Cikarang.
Baca Juga: Jelang Pergantian Tahun Baru, Pemkot Jakbar: Tak Ada Pesta Kembang Api
Akibatnya, banjir merendam rumah warga serta sejumlah ruas jalan utama pada 1 Januari 2020.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Jawa Barat masih akan didominasi hujan sedang hingga sangat lebat selama sepekan ke depan hingga awal Januari 2026.
Masyarakat diimbau mewaspadai potensi bencana yang ditimbulkan, seperti banjir, angin kencang, dan hujan disertai petir.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, pada Juli 2025 lalu, sebanyak 23 desa dan kelurahan di 13 kecamatan terdampak banjir akibat curah hujan tinggi dan meluapnya sejumlah sungai.
Baca Juga: Jelang Pergantian Tahun Baru, Pemkot Jakbar: Tak Ada Pesta Kembang Api
Wilayah terdampak meliputi Kecamatan Babelan, Tambun Utara, Cikarang Timur, Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, Sukakarya, Sukawangi, Kedungwaringin, Karangbahagia, Setu, Cibarusah, hingga Serang Baru.
Akibat kejadian tersebut, sebanyak 1.847 jiwa dari 463 kepala keluarga terpaksa mengungsi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis, mengimbau masyarakat yang menghabiskan libur akhir tahun baik di dalam wilayah maupun ke luar daerah agar tetap meningkatkan kewaspadaan, khususnya bagi warga yang tinggal di kawasan rawan bencana.
“Kami memastikan informasi teknis hingga ke tingkat desa/kelurahan terkait potensi banjir dan gerakan tanah longsor,” ujar Muchlis, Selasa, 30 Desember 2025.
Baca Juga: Fenomena Miris di Stasiun Sudirman, Pengering Payung Beralih Fungsi Jadi Tempat Sampah
Ia menekankan pentingnya langkah mitigasi struktural, seperti membersihkan saluran air, parit, dan drainase, serta memangkas pohon yang berpotensi tumbang.
“Segera bersihkan saluran air, parit atau drainase, dan lakukan pemotongan ranting atau pohon yang sudah lapuk di lingkungan masing-masing,” ungkapnya.
Selain itu, Muchlis meminta para pemangku kepentingan memastikan sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) berfungsi optimal agar informasi potensi bencana dapat segera diterima masyarakat.
BPBD Kabupaten Bekasi juga telah menginstruksikan seluruh camat hingga pemerintah desa dan kelurahan untuk meningkatkan kesiapsiagaan di wilayah masing-masing.
Baca Juga: 31 Rute Transjakarta Dialihkan Saat Car Free Night Malam Tahun Baru 2026
Langkah tersebut dilakukan dengan mengaktifkan posko siaga bencana di lokasi aman, seperti kantor desa, gedung sekolah, dan fasilitas umum lainnya.
“Kami juga meminta seluruh camat se-Kabupaten Bekasi agar meningkatkan kesiapsiagaan dan antisipasi bencana hidrometeorologi,” kata dia.
Di sisi lain, masyarakat yang tengah berlibur diimbau aktif memantau informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Hal ini dinilai penting untuk meminimalisir risiko, terutama bagi warga yang tinggal di wilayah rawan banjir dan gerakan tanah.
Muchlis juga menegaskan agar aparatur di tingkat bawah memastikan jalur evakuasi dalam kondisi siap jika sewaktu-waktu terjadi situasi darurat.
“Pastikan informasi teknis hingga ke tingkat desa/kelurahan terkait potensi banjir dan gerakan tanah untuk wilayah prioritas yang disertai rekomendasi aksi dini,” ucap Muchlis.
Ia menjelaskan, upaya perlindungan tidak hanya difokuskan pada keselamatan jiwa manusia, tetapi juga kelompok rentan serta aset milik warga. Untuk mempercepat respons di lapangan, BPBD Kabupaten Bekasi telah menyiagakan Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB).
Masyarakat diminta segera melapor apabila menemukan potensi maupun kejadian bencana di lingkungan sekitar. Dengan langkah antisipatif tersebut, Muchlis berharap perayaan malam pergantian Tahun Baru 2026 di Kabupaten Bekasi dapat berlangsung aman dan kondusif meskipun di tengah ancaman cuaca ekstrem.
“Memastikan kesiapan untuk kelancaran evakuasi kelompok berkebutuhan khusus atau rentan jika dibutuhkan, serta memastikan perlindungan aset masyarakat dilakukan dengan baik,” ujarnya. (cr-3)
