JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Peristiwa kebakaran hebat melanda Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin pagi, 15 Desember 2025. Api cepat menjalar sejak awal kejadian dan menghanguskan sekitar 350 kios buah, membuat ratusan pedagang kehilangan sumber penghidupan.
Saksi mata di lokasi menyebut api sudah membesar saat pertama kali terlihat sekitar pukul 07.00 hingga 07.30 WIB. Kobaran api dengan cepat merambat ke kios-kios di sekitarnya sehingga upaya pemadaman awal tidak membuahkan hasil.
“Antara jam tujuh sampai setengah delapan lah. Apinya sudah gede dari sono,” ujar Toto, 65 tahun, saksi mata di lokasi.
Menurut Toto, api pertama kali muncul dari toko plastik bernama Cikuray. Dari lokasi tersebut, kobaran api dengan cepat menjalar ke kios buah di sekitarnya.
“Dari arah Cikuray itu. Ada toko plastik namanya Cikuray,” ucapnya.
Baca Juga: 350 Kios Terbakar Habis dalam Insiden Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati, Kerugian Capai Rp10 Miliar
Sebelum petugas pemadam kebakaran tiba, sempat dilakukan pemadaman awal menggunakan alat pemadam api ringan (APAR). Namun, api terus membesar dan sulit dikendalikan.
“Ada penanganan pake APAR ada. Cuma damkar kan belum datang,” kata Toto.
Saat petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi, api disebut masih besar dan telah merambat ke berbagai titik, diperparah oleh hembusan angin.
“Pas damkar datang, apinya masih gede. Akhirnya sampai menjalar ke sini. Ke bawa angin juga,” ujarnya.
Toto juga menyoroti kondisi hydrant di area pasar yang tidak berfungsi saat dibutuhkan.
“Hydrant-nya sudah rusak. Enggak keluar air,” katanya.
Ia menyebut hydrant tersebut sempat akan digunakan oleh petugas pemadam kebakaran, namun tidak berfungsi sehingga petugas harus mencari sumber air lain di luar area pasar.
“Bukan pedagang, damkarnya mau ngambil air, enggak bisa,” ucap Toto.
Ia memperkirakan proses pemadaman berlangsung cukup lama, mendekati satu jam hingga api berhasil dikendalikan.
“Enggak lihat jam. Tapi sekitar sejam lebih kurang madaminnya,” ungkapnya.
Kronologi Kebakaran
Sementara itu, Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Timur, Abdul Wahid, mengatakan kebakaran bermula saat seorang petugas keamanan melihat api di salah satu kios penjual plastik dan styrofoam sekitar pukul 07.15 WIB.
“Kronologi security sedang lewat di depan kios yang terbakar sekitar pukul 07.15 melihat adanya api di toko Cikuray dimana toko itu dagang plastik, koran dan streofom,” kata Wahid.
Petugas keamanan sempat berupaya memadamkan api menggunakan APAR, namun api terus membesar hingga akhirnya menghubungi petugas pemadam kebakaran.
“Kemudian security tersebut lapor ke chief security, lalu chief security membawa APAR untuk melakukan pemadaman namun tidak berhasil, kemudian security menghubungi pihak damkar,” ujarnya.
Dalam penanganan kebakaran tersebut, petugas mengerahkan 19 unit mobil pemadam kebakaran dan 95 personel.
“Pengerahan unit 19 unit serta pengerahan personel 95 personel,” kata Wahid.
Kebakaran ini menyebabkan kerugian besar bagi para pedagang. Mono, 47 tahun, pedagang pisang yang telah berjualan hampir 17 tahun di Pasar Induk Kramat Jati, mengatakan seluruh lapaknya ludes terbakar, termasuk sekitar 12 ton pisang yang tersimpan di tujuh kios.
“Habis. Sekitaran pisang itu 12 ton. Setujuh kios hangus semua,” ujar Mono.
Saat kebakaran terjadi sekitar pukul 07.15 WIB, Mono mengaku sedang berada di rumahnya di Bogor. Di lapak, hanya ada tiga pekerja yang panik melihat api cepat menjalar.
“Posisi saya lagi di rumah, di Bogor. Yang di lapak adik saya, tiga orang. Mereka panik. Api jalannya cepat banget, kurang dari lima menit sudah nyampe sini,” ucapnya.
Selain barang dagangan, sejumlah dokumen penting miliknya ikut terbakar dan tidak sempat diselamatkan.
“Surat-surat penting kebakar. Enggak keburu. Saya enggak bisa nyalahin orang lapak, mereka lebih baik nyelametin diri,” kata Mono.
Ia memperkirakan total kerugian yang dialaminya mencapai sekitar Rp100 juta.
“Hangus semua. Enggak ada yang selamat,” ujarnya.
Pedagang lainnya, Yulias, 54 tahun, mengatakan kios pepaya miliknya juga hangus terbakar. Ia mengetahui kejadian tersebut setelah dihubungi anak buahnya dari rumah.
“Saya di rumah. Dihubungin anak buah. Orang-orang lari semua,” ujar Yulias.
Sekitar satu setengah ton pepaya miliknya hangus terbakar. Ia memperkirakan kerugiannya mencapai lebih dari Rp150 juta, termasuk peralatan kios.
“Pastilah ratusan juta. Minimal Rp150 juta lebih,” katanya.
Menurut Yulias, sebagian barang dagangan tersebut masih berstatus utang sehingga memperberat beban pedagang.
“Pedagang ini enggak ada yang punya duit semua. Sebagian barang itu utang. Tapi ya gimana lagi, namanya hidup harus berjuang lagi,” ungkapnya.
Ia berharap adanya perhatian dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PD Pasar Jaya, khususnya terkait percepatan renovasi dan penyediaan tempat relokasi sementara.
“Katanya mau renovasi tahun 2027. Sekarang dipercepat sama api,” ucap Yulias.
Sebagai informasi, kebakaran diduga dipicu korsleting listrik di salah satu kios. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 08.00 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. (cr-4)
