“Hydrant-nya sudah rusak. Enggak keluar air,” katanya.
Ia menyebut hydrant tersebut sempat akan digunakan oleh petugas pemadam kebakaran, namun tidak berfungsi sehingga petugas harus mencari sumber air lain di luar area pasar.
“Bukan pedagang, damkarnya mau ngambil air, enggak bisa,” ucap Toto.
Ia memperkirakan proses pemadaman berlangsung cukup lama, mendekati satu jam hingga api berhasil dikendalikan.
“Enggak lihat jam. Tapi sekitar sejam lebih kurang madaminnya,” ungkapnya.
Kronologi Kebakaran
Sementara itu, Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Timur, Abdul Wahid, mengatakan kebakaran bermula saat seorang petugas keamanan melihat api di salah satu kios penjual plastik dan styrofoam sekitar pukul 07.15 WIB.
“Kronologi security sedang lewat di depan kios yang terbakar sekitar pukul 07.15 melihat adanya api di toko Cikuray dimana toko itu dagang plastik, koran dan streofom,” kata Wahid.
Petugas keamanan sempat berupaya memadamkan api menggunakan APAR, namun api terus membesar hingga akhirnya menghubungi petugas pemadam kebakaran.
“Kemudian security tersebut lapor ke chief security, lalu chief security membawa APAR untuk melakukan pemadaman namun tidak berhasil, kemudian security menghubungi pihak damkar,” ujarnya.
Dalam penanganan kebakaran tersebut, petugas mengerahkan 19 unit mobil pemadam kebakaran dan 95 personel.
“Pengerahan unit 19 unit serta pengerahan personel 95 personel,” kata Wahid.
Kebakaran ini menyebabkan kerugian besar bagi para pedagang. Mono, 47 tahun, pedagang pisang yang telah berjualan hampir 17 tahun di Pasar Induk Kramat Jati, mengatakan seluruh lapaknya ludes terbakar, termasuk sekitar 12 ton pisang yang tersimpan di tujuh kios.
