PENJARINGAN, POSKOTA.CO.ID - Warga RW 22 Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, masih harus menghadapi krisis air bersih.
Jaringan pipanisasi dari PAM Jaya belum kunjung mencapai wilayah tersebut, sehingga warga bergantung pada pembelian air jeriken untuk kebutuhan sehari-hari.
Ketua RW 22 Muara Angke, Bani Sadar menjelaskan, sebagian besar warga masih membeli air bersih di kios-kios air milik PAM Jaya sejak 2023 maupun melalui pedagang pikulan.
“Kalau membeli air bersih masih, ya termasuk jarang lah sekarang. Maksudnya yang beli-beli drijen itu. Karena pipanisasi dari PAM Jaya belum nyampe,” kata Bani kepada Poskota, Rabu, 3 Desember 2025.
Baca Juga: Apa Penyebab Pentolan Preman Pensiun Epy Kusnandar Meninggal Dunia? Punya Riwayat Kanker Otak
Air yang diambil di kios PAM Jaya dibanderol Rp1.000 per jeriken. Harga tersebut jauh lebih murah daripada pedagang pikulan air mencapai Rp5.000 per jeriken.
“Kalau nggak salah seribu. Seribu rupiah Pak ya? Tapi dia dorong sendiri. Kalau lima ribu itu beli dari pedagang pikulan,” ujarnya.
Bani mengatakan, warga biasanya datang ke kios menggunakan gerobak yang dapat menampung empat hingga lima jeriken. Jumlah yang dibeli juga tergantung kebutuhan masing-masing keluarga.
“Kalau sehari, rata-rata ada yang empat drijen, ada yang lima. Diambil ke kios (PAM Jaya) sendiri,” katanya.
Baca Juga: Apa Agama Epy Kusnandar Sebelum Meninggal? Ini Biodata Kang Mus Preman Pensiun
Air tanah di wilayah tersebut tidak bisa dikonsumsi, karena kualitasnya tercemar banjir.
“Dari tahun 2023 kalau nggak salah. Sebelumnya pakai air gerobakan, pikulan, bahkan sedot air tanah,” katanya.
Sementara itu, warga sempat mengembangkan pengelolaan air permukaan dari kali. Tanah digali, lalu sumur dipasang tabung filtrasi berisi karbon aktif dan generator ozon untuk menjernihkan air.
Hasilnya, air tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK), meski tidak layak minum.
“Jadi warga memanfaatkan air permukaan. Dari samping kali dibikin sumur, disaring pakai tabung RP yang isinya karbon aktif, lalu masuk ke generator ozon. Itu untuk MCK, bukan minum,” ujarnya.
Masalah air bersih di RW 22 bukan persoalan baru. Sejak 2019, warga sudah mengajukan permohonan pipanisasi ke PAM Jaya.
Baca Juga: Warga Muara Angke Masih Beli Air Bersih dari Pedangan Keliling, Begini Respons PAM Jaya
Operator lama, Palyja sempat melakukan pendataan warga hingga lebih dari 85 persen. Namun, prosesnya dihentikan pada 2021.
“Nyatanya di 2021 dinyatakan nggak bisa masuk ke wilayah RW 22. Kalau nggak salah waktu itu Palyja sama PAM Jaya sudah nggak sinkron lagi. Akhirnya close,” ujar dia.
Pada 2022, warga kembali meminta bantuan kepada gubernur saat itu. Pemprov Jakarta kemudian menyediakan kios air PAM Jaya, sebanyak 60 toren air untuk melayani warga. Sayangnya, realisasi distribusi hanya sekitar 7 toren.
“Dikasih lah kios PAM Jaya. Permintaannya 60 toren, tapi dapatnya cuma 7 toren. Setelah itu close lagi,” katanya.
Baca Juga: Nelayan di Muara Angke Jakut Keluhkan Limbah, Berdampak Buruk pada Hasil Tangkapan
Upaya lanjutan dilakukan kembali pada akhir 2022 saat Bani menjabat sebagai RW. Ia bersurat ke PAM Jaya lewat Komisi B DPRD, tetapi proses tersebut tidak berjalan maksimal.
Pada 2025, PAM Jaya kembali melakukan pendataan dan persiapan pipanisasi di Muara Angke. Prosesnya kini mulai berjalan meski belum sepenuhnya terealisasi.
“Sekarang tahapan-tahapan sudah selesai, ini pun masih berjalan. Mudah-mudahan warga tidak dibohongi lagi seperti di tahun-tahun sebelumnya,” kata dia.
Dari total 12 RT di RW 22, empat RT memiliki titik kios air resmi PAM Jaya, yaitu RT 2, RT 9, RT 11, dan RT 12. Warga di delapan RT lainnya masih harus membeli air dari pedagang atau mengandalkan galon isi ulang.
“Harga air beda-beda. Yang di kios seribu, tapi di RT lain ada yang masih beli empat ribu, lima ribu, bahkan enam ribu,” tuturnya.
Ia menegaskan, sebagian besar warga RW 22 pada dasarnya masih harus membeli air setiap hari, baik di kios PAM Jaya maupun pedagang pikulan.
“Warga RW 22 Muarangke itu masih membeli air. Ya bisa dibilang 12 RT itu masih harus beli air jeriken,” ucap dia. (cr-4)
