Soal kepemilikan tambang, Hasim kembali menjelaskan tidak mengetahuinya.
"Di situ kan ada beberapa lokasi tambang, tapi tidak tahu itu yang berimbas pada lahan warga. Apakah tambang milik perusahaan Menara Biru atau yang lain," bebernya.
Baca Juga: RTLH Warga Cipeucang Pandeglang Ambruk Diterpa Cuaca Ekstrem
"Kan di situ ada juga yang punya pemerintah desa. Karena di sana ada tiga lokasi, termasuk punya Wakil Bupati," tambahnya.
Sementara itu, warga menyebut sebagian lahan sawah dan kebun rusak akibat material limbah yang terbawa setiap turun hujan.

Tanah bercampur batu kerikil dari lokasi galian longsor dan menutup lahan pertanian.
"Limbah tambang seperti batu kerikil bercampur tanah, turun ke lahan pertanian saat terjadi hujan. Lahan pertanian kami sering tertimbun limbah tambang itu," ungkap Muhro, pemilik sawah di Desa Cibitung.
Ia juga menyebut limbah tambang kerap menutup saluran air sehingga aliran ke area pesawahan tidak normal.
"Letak sawah kami tidak jauh dengan lokasi tambang. Sehingga sawah kami kerap terkena dampak dari aktivitas tambang itu," katanya.
"Lokasi galian di atas sementara sawah kami di bawah lokasi tambang, jadi kalau musim hujan, limbah tambang turun dan menutup sawah kami hingga menyumbat saluran air kali," sambungnya.
Baca Juga: Dapur MBG Sindanglaya 2 di Pandeglang Sudah Miliki SLHS
Menurut informasi yang diterimanya, tambang batu itu sebelumnya dikelola Wakil Bupati Pandeglang saat masih menjadi anggota DPRD.
