POSKOTA.CO.ID - Belakangan ini viral, musisi Baskara Putra baru saja mendapatkan 5 piala AMI Awards 2025 sekaligus.
Baskara Putra, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Hindia, kini menjadi salah satu figur sentral dalam musik alternatif Indonesia.
Gaya penulisan lagunya yang introspektif, jujur, dan dekat dengan keresahan generasi muda membuatnya hadir sebagai suara baru yang relevan di tengah pesatnya perkembangan musik digital.
Penasaran dengan sosoknya? Simak profil lengkap Baskara Putra - Hindia di bawah ini.
Baca Juga: Sarwendah Jawab Ruben Onsu Soal Susah Ketemu Anak: 'Gampang, WhatsApp Aja!'
Asal-Usul Nama Panggung Hindia
Nama "Hindia" dipilih Baskara bukan sekadar identitas estetis. Inspirasi itu muncul ketika ia melihat tulisan "Hindia Belanda" pada lukisan karya Raden Saleh. Sejak masa sekolah, frasa tersebut melekat di benaknya sebagai simbol sejarah yang kompleks.
Bertahun kemudian, ketika mencari nama panggung, ia memutuskan menggunakan kata "Hindia" dengan misi baru, yakni mengubah asosiasi kolonial menjadi makna yang lebih personal dan progresif.
Baskara pernah bercerita dalam program Cabin Fever (2020) bahwa ia ingin generasi selanjutnya menemukan arti baru dari kata tersebut.
Bukan lagi kolonialisme, melainkan karya musik dari anak bangsa yang menulis dari perspektif masyarakat Indonesia sendiri.
Baca Juga: Tahap Baru Kasus Lisa Mariana: Berkas Pencemaran Nama Baik Ridwan Kamil Dilimpahkan ke Kejaksaan
Awal Karier dan Peran di Industri Musik
Lahir pada 22 Februari 1994, Baskara merupakan lulusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia. Kariernya dimulai ketika ia membentuk band .Feast bersama teman-temannya pada 2012.
Lewat lagu-lagu sarat kritik sosial, band tersebut perlahan dikenal publik, terutama setelah merilis "Peradaban" yang viral dan mencatat jutaan pendengar.
Selain aktif sebagai vokalis .Feast, Baskara terlibat dalam pengembangan ekosistem musik independen. Ia pernah menjabat sebagai brand manager Double Deer Records, mendirikan Sun Eater, sebuah label yang menaungi musisi independen serta mendirikan situs kreatif BagiKata.
Perannya tidak hanya sebagai musisi, tetapi juga sebagai penggerak industri yang memberi ruang bagi talenta baru untuk berkembang.
Baca Juga: Sumber Kekayaan Habib Bahar bin Smith: Dari Bisnis Air Doa hingga Aset Miliaran
Album dan Karya-Karya Ikonik
Nama Hindia mulai mencuri perhatian publik pada 2018 melalui "No One Will Find Me."
Namun puncak popularitasnya datang lewat album Menari dengan Bayangan (2019), yang memuat lagu-lagu personal seperti Secukupnya, Evaluasi, Rumah ke Rumah, hingga Jam Makan Siang.
Lagu "Secukupnya" bahkan digunakan sebagai soundtrack film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, menjadikannya salah satu karya paling ikonik dalam musik Indonesia modern.
Album tersebut memperlihatkan kapasitas Baskara sebagai penulis yang mampu memadukan keresahan pribadi dengan fenomena sosial yang lebih luas.
Deretan Penghargaan dan Dominasi di AMI Awards
Perjalanan Baskara sebagai Hindia tidak lepas dari prestasi gemilang. Pada AMI Awards 2020, ia pertama kali mendapatkan penghargaan nasional lewat kategori Artis Solo Alternatif Terbaik untuk lagu "Rumah ke Rumah."
Pengakuan publik meningkat pada AMI Awards 2024 ketika ia membawa pulang dua penghargaan besar, yakni Artis Solo Alternatif Terbaik dan Album Alternatif Terbaik.
Puncak pencapaiannya terjadi pada AMI Awards 2025. Tahun tersebut menjadi momentum penting karena ia memborong lima penghargaan sekaligus, termasuk Video Musik Terbaik untuk "Everything U Are."
Album Doves, ’25 On Blank Canvas memenangkan dua kategori: Album Alternatif Terbaik dan Album Terbaik Terbaik. Bersama .Feast, ia juga meraih Album Rock Terbaik melalui Membangun & Menghancurkan.
Dominasi itu memperkuat reputasinya sebagai figur utama dalam musik alternatif Indonesia.
Dengan segala pencapaian itu, Hindia bukan hanya populer berkat musiknya, tetapi juga integritasnya.
Ia konsisten menyuarakan isu sosial, menantang norma, dan menghadirkan karya yang relevan dengan pengalaman hidup anak muda Indonesia.
