Marak Begal Menyamar Jadi Penumpang Taksi Online, Sopir Pilih tidak 'Ngalong'

Kamis 20 Nov 2025, 19:54 WIB
Ilustrasi, jajaran Polsek Tambelang melakukan olah TKP pembegalan sopir taksi online di Kampung Gubuk, Sukawijaya, Tambelang, Kabupaten Bekasi, Rabu, 19 November 2025. (Sumber: Dok. Polsek Tambelang)

Ilustrasi, jajaran Polsek Tambelang melakukan olah TKP pembegalan sopir taksi online di Kampung Gubuk, Sukawijaya, Tambelang, Kabupaten Bekasi, Rabu, 19 November 2025. (Sumber: Dok. Polsek Tambelang)

KEBAYORAN BARU, POSKOTA.CO.ID - Seorang sopir taksi online, Tubi, 37 tahun, mengaku, semakin khawatir dengan maraknya aksi begal yang menyasar pengemudi sepertinya dirinya.

Apalagi pelaku kerap berpura-pura menjadi penumpang, bahkan memesan perjalanan melalui aplikasi sehingga sulit dibedakan mana penumpang asli dan mana yang berniat jahat.

“Sekarang (begal) yang saya tahu sadis-sadis, mereka bisa pesan lewat aplikasi, jadi kita benar-benar harus waspada,” ujar pria asal Indramayu itu, saat dihubungi Poskota, Kamis, 20 November 2025.

Tubi mengaku, telah bekerja sebagai sopir taksi online lebih dari lima tahun. Selama itu, ia mengaku belum pernah mengalami kejadian kriminal yang mengancam keselamatannya.

Baca Juga: Begal Intai Taksi Online, Sudah Enam Kasus dari Januari Sampai November 2025

Namun, cerita dari rekan-rekannya yang pernah menjadi korban membuatnya semakin berhati-hati setiap kali menerima order.

“Alhamdulillah saya belum pernah kena, tapi cerita temen ada yang pernah dibegal atau dibawa kabur mobilnya. Ya jelas saya takut juga,” ucap Tubi.

Menurut Tubi, jam kerja menjadi salah satu faktor risiko. Dia menduga banyak aksi kejahatan terjadi pada malam hingga dini hari ketika kondisi jalanan sepi.

Karena itu, dia memilih untuk tidak 'ngalong' atau bekerja sampai larut malam, bahkan hingga dini hari, demi menjaga keamanan diri.

“Saya menghindari narik terlalu malam. Di atas jam 11 malam biasanya saya sudah off. Lebih baik pulang daripada ambil risiko,” katanya.

Tubi berharap pihak kepolisian dan perusahaan aplikator dapat menghadirkan sistem pengamanan yang lebih efektif bagi para pengemudi taksi online.

Menurutnya, fitur darurat atau sistem verifikasi tambahan terhadap penumpang dapat membantu mencegah tindak kejahatan yang memanfaatkan aplikasi.

Baca Juga: Niat Antar Penumpang dari Jakarta, Sopir Taksi Online Dibegal di Tambelang Bekasi

“Kalau bisa ada fitur keamanan lebih kuat. Jadi kalau ada keadaan mencurigakan, kita bisa cepat lapor atau minta bantuan,” ucapnya.

Meski penuh risiko, Tubi tetap memilih menjadi sopir taksi online karena menjadi sumber penghasilan utama untuk keluarganya. Ia hanya berharap keamanan di jalan raya semakin terjamin, sehingga para pengemudi bisa bekerja dengan tenang.

“Saya cuma ingin bekerja dengan aman dan pulang selamat ke rumah. Itu saja sudah cukup,” kata Tubi.


Berita Terkait


News Update