KEBAYORAN BARU, POSKOTA.CO.ID - Seorang sopir taksi online, Tubi, 37 tahun, mengaku, semakin khawatir dengan maraknya aksi begal yang menyasar pengemudi sepertinya dirinya.
Apalagi pelaku kerap berpura-pura menjadi penumpang, bahkan memesan perjalanan melalui aplikasi sehingga sulit dibedakan mana penumpang asli dan mana yang berniat jahat.
“Sekarang (begal) yang saya tahu sadis-sadis, mereka bisa pesan lewat aplikasi, jadi kita benar-benar harus waspada,” ujar pria asal Indramayu itu, saat dihubungi Poskota, Kamis, 20 November 2025.
Tubi mengaku, telah bekerja sebagai sopir taksi online lebih dari lima tahun. Selama itu, ia mengaku belum pernah mengalami kejadian kriminal yang mengancam keselamatannya.
Baca Juga: Begal Intai Taksi Online, Sudah Enam Kasus dari Januari Sampai November 2025
Namun, cerita dari rekan-rekannya yang pernah menjadi korban membuatnya semakin berhati-hati setiap kali menerima order.
“Alhamdulillah saya belum pernah kena, tapi cerita temen ada yang pernah dibegal atau dibawa kabur mobilnya. Ya jelas saya takut juga,” ucap Tubi.
Menurut Tubi, jam kerja menjadi salah satu faktor risiko. Dia menduga banyak aksi kejahatan terjadi pada malam hingga dini hari ketika kondisi jalanan sepi.
Karena itu, dia memilih untuk tidak 'ngalong' atau bekerja sampai larut malam, bahkan hingga dini hari, demi menjaga keamanan diri.
“Saya menghindari narik terlalu malam. Di atas jam 11 malam biasanya saya sudah off. Lebih baik pulang daripada ambil risiko,” katanya.
Tubi berharap pihak kepolisian dan perusahaan aplikator dapat menghadirkan sistem pengamanan yang lebih efektif bagi para pengemudi taksi online.
