Pendidikan Demokrasi di Cianjur, Anggota DPRD Jabar Abdul Karim Ajarkan Generasi Muda Arti HAM Sejati

Kamis 13 Nov 2025, 19:35 WIB
Anggota DPRD Jabar, Abdul Karim saat acara Pendidikan Demokrasi 2 dan HAM Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Sabtu, 1 November 2025. (Sumber: Dok. Istimewa)

Anggota DPRD Jabar, Abdul Karim saat acara Pendidikan Demokrasi 2 dan HAM Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Sabtu, 1 November 2025. (Sumber: Dok. Istimewa)

CIANJUR, POSKOTA.CO.ID - Upaya menumbuhkan kesadaran politik di kalangan generasi muda terus digencarkan, termasuk lewat kegiatan Pendidikan Demokrasi 2 dan Hak Asasi Manusia (HAM) di Giga Café, Jalan Yusup Hasiru, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Sabtu, 1 November 2025.

Kegiatan yang menyasar calon pemilih pemula ini menghadirkan Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat (Jabar), Abdul Karim sebagai narasumber utama. Turut hadir pula aktivis dan influencer Sayekti Nawang Wulan yang memberikan perspektif dari sisi sosial dan budaya digital.

Abdul Karim menegaskan, pendidikan demokrasi bagi pemilih muda sangat penting agar mereka memahami makna demokrasi yang sejati, bukan hanya sebatas datang ke tempat pemungutan suara.

“Demokrasi bukan sekadar memilih dalam pemilu, tetapi juga tentang bagaimana kita memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara serta menghargai perbedaan pendapat,” kata Abdul Karim di hadapan para peserta.

Baca Juga: Anggota DPRD Jabar, Abdul Karim Ajak Warga Pedesaan Melek Politik: Kawal Pemerataan Pembangunan

Politisi Partai Gerindra ini menambahkan, demokrasi yang sehat hanya bisa tumbuh jika masyarakat, terutama generasi muda, memiliki kesadaran akan hak asasi manusia (HAM) dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, kesetaraan, serta hukum.

Ia juga menjelaskan perbedaan antara hak asasi manusia dan hak warga negara. Menurutnya, hak asasi bersifat universal dan melekat sejak manusia lahir, sedangkan hak warga negara berkaitan dengan kewenangan yang diberikan oleh negara kepada setiap individu.

“Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang kewarganegaraan, sedangkan hak warga negara berkaitan dengan tanggung jawab terhadap negara. Keduanya harus berjalan seimbang,” ujarnya.

Anggota legislator Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Cianjur tersebut juga menyinggung penyebab sulitnya penerapan HAM secara menyeluruh di berbagai negara, di antaranya karena penyalahgunaan kekuasaan, dominasi budaya (cultural hegemonic), serta rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM).

Baca Juga: DPRD Jabar Minta Pemkab Bogor Audit Seluruh Bangunan Sekolah

Dalam kesempatan tersebut, para peserta juga diajak memahami teori kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow, mulai dari kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri. Abdul Karim menjelaskan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar ini sangat erat kaitannya dengan penghormatan terhadap HAM.

“Ketika kebutuhan dasar manusia tidak terpenuhi, seperti pangan, rasa aman, hingga penghargaan, maka pelanggaran HAM mudah terjadi. Inilah sebabnya pembangunan dan perlindungan HAM harus berjalan beriringan,” ucpanya.

Kegiatan yang dikemas secara interaktif itu juga membahas keterkaitan antara Pancasila dan HAM. Abdul Karim menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila adalah fondasi utama dalam menjaga hak-hak warga negara.

Menurutnya, sila-sila Pancasila mencerminkan semangat perlindungan HAM, mulai dari kebebasan beragama, persamaan kedudukan di depan hukum, hingga keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Negara kita adalah negara hukum. Semua warga negara, tanpa terkecuali, wajib menjunjung tinggi keadilan dan hukum sebagaimana diatur dalam konstitusi,” tuturnya.

Melalui kegiatan ini, ia berharap pendidikan demokrasi bisa menjadi bekal penting bagi pemilih pemula dalam menentukan sikap politiknya secara rasional dan bertanggung jawab.

Baca Juga: Anggota DPRD Jabar Abdul Karim Dorong Pembangunan Jembatan Kadupandak-Cijati Masuk Prioritas Anggaran 2026 setelah Mangkrak 6 Tahun

“Kalau generasi muda memahami arti demokrasi dan HAM sejak dini, maka masa depan bangsa ini akan lebih baik. Demokrasi tidak akan berjalan tanpa kesadaran dari warganya,” tuturnya.

Sementara itu, aktivis sekalgus influencer, Sayekti Nawang Wulan mengajak generasi muda agar tidak hanya aktif di dunia digital, tetapi juga berperan dalam kehidupan demokrasi nyata.

“Anak muda harus kritis dan peka terhadap isu sosial. Gunakan media sosial bukan hanya untuk hiburan, tapi juga untuk menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi,” katanya.


Berita Terkait


News Update