SETU, POSKOTA.CO.ID - Pihak pelaksana proyek Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II memastikan akan memperketat pengawasan dan keamanan di seluruh area pekerjaan usai insiden tewasnya tiga orang anak yang sedang bermain air di area kubangan galian di Kampung Awi Larangan, Desa Ciledug-Tamansari, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, pada Selasa sore, 4 November 2025.
Humas KSO Japek II Selatan, Agung Sasongko, mengatakan, sejak awal pihaknya telah memasang rambu-rambu peringatan dan tanda keselamatan (safety line) di sekitar proyek untuk mencegah masyarakat masuk ke area berbahaya.
“Sejak awal pembangunan proyek, dari pihak SHE (Safety, Health, and Environment) sudah pasang rambu-rambu, safety line, dan lainnya. Di situ jelas ada larangan, anak kecil maupun masyarakat di luar lingkungan proyek dilarang masuk dan bermain di area proyek,” ujar Agung, Rabu, 5 November 2025.
Agung mengatakan, petugas keamanan (sekuriti) juga rutin berpatroli untuk mengantisipasi masyarakat yang masuk tanpa izin ke area proyek.
Baca Juga: Tiga Bocah Tewas Tenggelam di Lubang Galian Proyek Tol Japek 2, Polisi Dalami SOP Pengamanan
“Misalnya di musim panas kemarin, banyak anak kecil bermain layangan di zona tiga. Petugas kami langsung menegur dan mengusir. Jadi sebenarnya sudah ada langkah penanggulangan sesuai SOP di lapangan,” jelasnya.
Atas peristiwa naas tersebut, Agung beserta pihak manajemen proyek turut menyampaikan rasa duka dan permintaan maaf kepada keluarga korban.
Ia memastikan seluruh biaya rumah sakit dan pemakaman sudah ditanggung perusahaan.
“Tadi malam kami sudah difasilitasi pihak Polsek untuk bertemu keluarga korban. Kami turut berduka cita, minta maaf, dan sudah membantu biaya rumah sakit serta pemakaman. Kami juga memberikan santunan kepada pihak keluarga,” ungkapnya.
Menurut Agung, pihak proyek kini sedang melakukan pendataan ulang di seluruh area kerja untuk memperketat pengawasan di titik-titik rawan.
“Saat ini kami sedang list ulang dari Zona 2A sampai Zona 4B, di mana titik yang berpotensi rawan akan kami perketat. Kalau ada kekurangan petugas keamanan atau kontrol dari tim SHE, akan kami tambah,” ucapnya.
Terkait lokasi kejadian, Agung menjelaskan bahwa kubangan tempat korban tercebur sebenarnya merupakan saluran air yang baru digali.
“Galian itu memang untuk pekerjaan saluran air dan pagar panel. Tapi karena hujan terus-menerus, dan di sebelum tempat galian itu ada box, jadi alternatif kami buang dulu ke arah sana," ungkap Agung
Agung juga mengakui bahwa saat kejadian, petugas patroli belum tiba di lokasi.
“Pas kejadian itu sekitar jam satu siang, petugas patroli belum melihat anak-anak bermain di area tersebut. Begitu mendapat laporan ada anak hilang, kami langsung ke lokasi,” ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi, pihak proyek akan menambah petugas keamanan serta memperkuat pagar pembatas di sekitar area galian agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami sudah koordinasi dengan kepala keamanan untuk memperketat penjagaan dan menambah sekuriti di titik rawan,” ujarnya.
Sebelumnya, Tiga bocah laki-laki masing-masing berinisial RF 7 tahun, RD 7 tahun, dan CBT 8 tahun, ditemukan tewas tenggelam di lubang galian proyek Tol Jakarta–Cikampek (Japek) II sisi selatan.
Kapolsek Setu, AKP Usep Aramsyah, menjelaskan pihaknya menerima laporan dari warga sekitar pukul 14.25 WIB terkait adanya tiga anak yang tenggelam di area proyek tersebut.
Baca Juga: Diduga Panik Dibubarkan Warga, Pelaku Tawuran Tewas Tenggelam Usai Loncat ke Kali Cengkareng
“Kronologinya, sebenarnya ada empat anak yang bermain air di galian saluran, tapi satu di antaranya tidak ikut berenang. Di lokasi ada kubangan sedalam sekitar 1,8 meter, sementara genangan air di sekitarnya rata-rata hanya 50 sentimeter,” ujar Usep.
Usep mengatakan, area proyek sebenarnya sudah dilengkapi standar pengamanan dan imbauan agar warga tidak mendekat. Namun, posisi pemasangannya dinilai kurang tepat.
“Berdasarkan hasil olah TKP, memang sudah ada himbauan untuk tidak mendekat ke area proyek. Tapi kami melihat pemasangannya tidak berada tepat di lokasi yang berbahaya, melainkan sekitar 50 sampai 100 meter dari titik kejadian,” ungkapnya.
Ia menyebut, pengamanan tambahan belum terpasang karena aktivitas proyek sempat terhenti akibat hujan deras. Saat ini, pihak kepolisian telah memeriksa enam saksi, termasuk seorang anak yang selamat dari kejadian tersebut.
“Saksi yang sudah kami periksa sekitar enam orang. Hari ini kami masih melakukan pemeriksaan lanjutan, termasuk terhadap anak yang selamat, agar bisa mengungkap kronologis sebenarnya,” ujarnya.
Usep mengungkapkan, kasus ini bukan kejadian pertama di sekitar jalur proyek Japek II. Karena itu, ia meminta masyarakat lebih waspada dan memperketat pengawasan terhadap anak-anak.
“Kami mengimbau masyarakat di sekitar jalur proyek Japek II agar lebih mengawasi anak-anaknya. Kami juga menyarankan pihak pelaksana untuk terus melakukan sosialisasi agar warga paham dan waspada,” katanya. (cr-3)
