Tiga Tanggul Kali Srengseng Hilir Jebol, Sudah 4 Hari Permukiman Warga di Sukatani Bekasi Terendam Banjir

Selasa 04 Nov 2025, 21:44 WIB
Kondisi Tanggul Kali Srengseng di Desa Sukamanah, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, tampak lebih surut debit airnya usai jebol pada Sabtu, 1 November 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

Kondisi Tanggul Kali Srengseng di Desa Sukamanah, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, tampak lebih surut debit airnya usai jebol pada Sabtu, 1 November 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

SUKATANI, POSKOTA.CO.ID - Tiga tanggul di aliran Kali Srengseng Hilir, Desa Sukamanah, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, jebol akibat tidak mampu menahan derasnya debit air yang terus meningkat sejak Sabtu 1 November 2025.

Akibatnya, ribuan rumah warga di dua desa tergenang banjir hingga Selasa siang, 4 November 2025.

Banjir yang sudah berlangsung selama empat hari itu juga diperparah dengan proyek pembangunan Bendung BHS 0. Di mana pintu air yang seharusnya mengatur debit air tidak berfungsi karena masih dalam proses pengerjaan.

Berdasarkan pantauan Poskota di lokasi menunjukkan genangan air masih merendam rumah warga dengan ketinggian antara 5 hingga 30 sentimeter.

Baca Juga: Tanggul Kali Srengseng Sukatani Jebol, Puluhan Rumah di Sukamanah Bekasi Tergenang

Bahkan, jalan utama desa juga ikut tergenang sehingga membuat pengendara motor tidak bisa melintas.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, hingga Selasa, 4 November 2025, banjir masih melanda dua desa di Kecamatan Sukatani, yaitu Desa Sukarukun dan Desa Sukamanah.

Di Desa Sukarukun, terdapat 17 rumah terendam, dengan 210 Kepala Keluarga (KK) atau 815 jiwa terdampak, termasuk 24 bayi, 140 balita, dan 162 lansia.

Sementara di Desa Sukamanah, sebanyak 1.600 rumah terendam, dengan total 5.200 jiwa terdampak, terdiri dari 520 balita dan 135 lansia.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis, mengatakan ada tiga langkah utama yang menjadi fokus pemerintah daerah dalam mempercepat penanganan banjir di Sukatani.

“Pertama, perbaikan pintu air BHS 0 yang sudah tidak berfungsi. Ini sedang dikerjakan oleh SDABMBK dan kami harap bisa selesai dalam seminggu ke depan. Kedua, pemasangan sitpel atau tembok penahan tanggul,” ujar Muchlis saat dikonfirmasi, Selasa, 4 November 2025.

Langkah ketiga, kata Muchlis, adalah pembersihan sampah di sepanjang aliran Kali Srengseng Hilir yang membentang dari Sukatani hingga Muara Gembong agar aliran air tidak terhambat.

“Pembersihan ini tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup dan sudah berjalan di beberapa titik. Tapi di sekitar tanggul jebol juga ada yang kritis, bahkan ada pori-pori di bawahnya. Kalau tekanan air meningkat, bisa makin besar. Sekarang masyarakat dan relawan sudah mulai menumpuk karung pasir untuk memperkuat tanggul,” jelasnya.

Baca Juga: 600 KK di Jati Padang Jaksel Terdampak Tanggul Baswedan Jebol

Sementara itu, Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang menilai, lamanya genangan banjir di Sukatani disebabkan proyek tanggul milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang tertunda pengerjaannya. Akibatnya, air meluap ke pemukiman warga.

“Selain pekerjaan BBWS yang tertunda, ini jadi sumber utama persoalan. Saya minta pihak BBWS cepat tanggap, jangan sampai warga makin tergenang karena hujan masih turun,” ujar Ade.

Saat ini Pemerintah Kabupaten Bekasi telah menyiapkan dua lokasi pengungsian dan dapur umum, masing-masing di Lapangan Jabon, Desa Sukarukun dan halaman Kantor Desa Sukamanah.

Ade mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bekasi juga telah menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak hingga air benar-benar surut.

Ia mengungkapkan, perbaikan tanggul menjadi salah satu solusi jangka pendek dan panjang agar air tidak kembali melimpas ke permukiman.

“Yang penting sekarang tanggulnya harus segera diperkuat agar air tidak melimpas ke rumah warga. Untuk jangka panjang, beton-beton penahan air harus segera dipasang supaya aliran sungai stabil,” ujarnya.

Ia mengatakan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga akan membantu dalam penanganan banjir Sukatani.

“BNPB juga akan bantu. Pemerintah tentu bertanggung jawab penuh, dan kita akan libatkan juga pihak swasta melalui program CSR,” ujarnya. (cr-3)


Berita Terkait


News Update