Langkah ketiga, kata Muchlis, adalah pembersihan sampah di sepanjang aliran Kali Srengseng Hilir yang membentang dari Sukatani hingga Muara Gembong agar aliran air tidak terhambat.
“Pembersihan ini tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup dan sudah berjalan di beberapa titik. Tapi di sekitar tanggul jebol juga ada yang kritis, bahkan ada pori-pori di bawahnya. Kalau tekanan air meningkat, bisa makin besar. Sekarang masyarakat dan relawan sudah mulai menumpuk karung pasir untuk memperkuat tanggul,” jelasnya.
Baca Juga: 600 KK di Jati Padang Jaksel Terdampak Tanggul Baswedan Jebol
Sementara itu, Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang menilai, lamanya genangan banjir di Sukatani disebabkan proyek tanggul milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang tertunda pengerjaannya. Akibatnya, air meluap ke pemukiman warga.
“Selain pekerjaan BBWS yang tertunda, ini jadi sumber utama persoalan. Saya minta pihak BBWS cepat tanggap, jangan sampai warga makin tergenang karena hujan masih turun,” ujar Ade.
Saat ini Pemerintah Kabupaten Bekasi telah menyiapkan dua lokasi pengungsian dan dapur umum, masing-masing di Lapangan Jabon, Desa Sukarukun dan halaman Kantor Desa Sukamanah.
Ade mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bekasi juga telah menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak hingga air benar-benar surut.
Ia mengungkapkan, perbaikan tanggul menjadi salah satu solusi jangka pendek dan panjang agar air tidak kembali melimpas ke permukiman.
“Yang penting sekarang tanggulnya harus segera diperkuat agar air tidak melimpas ke rumah warga. Untuk jangka panjang, beton-beton penahan air harus segera dipasang supaya aliran sungai stabil,” ujarnya.
Ia mengatakan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga akan membantu dalam penanganan banjir Sukatani.
“BNPB juga akan bantu. Pemerintah tentu bertanggung jawab penuh, dan kita akan libatkan juga pihak swasta melalui program CSR,” ujarnya. (cr-3)
