“Modal investasi emas sekarang makin mahal karena stoknya terbatas. Ditambah lagi nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS, harga emas domestik otomatis ikut terdorong naik,” jelasnya.
Kondisi ini menyebabkan harga emas lokal cenderung lebih cepat naik dibandingkan turun. Setiap kali rupiah melemah, harga emas batangan di pasar ritel langsung menyesuaikan, bahkan sebelum harga global benar-benar stabil.
Dengan kurs rupiah yang terus bergerak di kisaran Rp 16.000 per dolar AS, peluang emas menembus rekor baru di atas Rp 3 juta per gram menjelang akhir 2025 dinilai sangat realistis.
Prediksi dari Doo Financial: Tren Naik Masih Panjang
Senada dengan Ibrahim, Lukman Leong, analis dari Doo Financial Futures, juga memperkirakan harga emas global masih memiliki ruang untuk naik lebih tinggi. Ia menilai tren kenaikan ini bukan sekadar fenomena sesaat, melainkan bagian dari siklus panjang yang bisa berlangsung 3–5 tahun ke depan.
“Permintaan emas dunia masih sangat tinggi, terutama dari bank sentral. Dalam tiga hingga lima tahun ke depan, tren kenaikan ini masih berlanjut,” ujar Lukman Leong, Analis Doo Financial Futures.
Menurut Lukman, harga logam mulia ini bisa menembus US$ 4.400–US$ 4.600 per troy ons, yang berarti harga emas di Indonesia berpotensi mencapai sekitar Rp 3 juta per gram di penghujung 2025.
“Kenaikan tahun ini memang sudah besar, tapi emas masih bisa mengejutkan. Idealnya, harga ditutup di kisaran US$ 4.400 hingga US$ 4.600 per troy ons,” tambahnya.
Faktor-Faktor yang Mendorong Harga Emas Naik
Beberapa faktor utama yang menjadi pendorong kenaikan harga emas antara lain:
- Ketegangan geopolitik global – Konflik di berbagai kawasan membuat investor mencari aset aman.
- Kebijakan moneter longgar – The Fed diprediksi akan menurunkan suku bunga, meningkatkan minat terhadap aset non-yield seperti emas.
- Permintaan dari bank sentral – Banyak negara meningkatkan cadangan emas untuk diversifikasi aset.
- Melemahnya dolar AS dan rupiah – Kedua faktor ini mendorong kenaikan harga emas lokal.
- Keterbatasan pasokan tambang – Produksi emas dunia tidak tumbuh secepat permintaan.
Kombinasi faktor-faktor tersebut menjadikan emas semakin langka dan bernilai tinggi, terutama bagi investor yang mengincar stabilitas jangka panjang.
Baca Juga: BP Tapera Umumkan Hasil Seleksi Administrasi Tahap 2 2025: Begini Cara Cek Nama yang Lolos
Emas Masih Jadi “Safe Haven” Paling Dicari
Meski harganya sudah tinggi, emas tetap dianggap sebagai aset safe haven paling aman. Di tengah ketidakpastian ekonomi, fluktuasi mata uang kripto, dan pasar saham yang tak menentu, emas menawarkan nilai intrinsik dan stabilitas yang sulit ditandingi aset lain.
Namun, para analis mengingatkan agar calon investor tidak terburu-buru membeli dalam jumlah besar. Strategi terbaik adalah berinvestasi secara bertahap (dollar-cost averaging) agar tidak terjebak di harga puncak.
