Dalam pesan akhirnya, dr. Tirta mengingatkan bahwa idealisme tanpa kemampuan ekonomi ibarat kapal tanpa jangkar. Ia mendorong generasi muda untuk berpikir realistis namun tetap bermakna, yakni bekerja keras, mengasah keahlian, dan belajar dari kegagalan.
“Motivasi itu bagus, tapi harus diimbangi dengan aksi nyata dan strategi finansial,” tegasnya.
Ia pun menekankan bahwa pendidikan formal tidak boleh diremehkan. Banyak orang yang menganggap sekolah tidak penting, padahal kemampuan berpikir kritis dan logis justru dibentuk di sana.
Perjalanan dr. Tirta mencerminkan perubahan paradigma penting dalam kehidupan profesional dan finansial generasi muda. Dari sekadar mencari pengakuan lewat seminar motivasi, ia kini mengajak banyak orang untuk bertransformasi menjadi individu yang mandiri secara ekonomi dan berpikir kritis dalam mencapai stabilitas finansial.
Dengan memahami bahwa kesuksesan bersifat subjektif dan tidak semua orang perlu menjadi pengusaha, generasi muda diharapkan lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata dengan pondasi finansial yang kuat, bukan sekadar semangat sesaat.