BUDURAN, POSKOTA.CO.ID - Kapolda Jawa Timur Irjen Nanang Avianto, menegaskan bahwa penyebab runtuhnya bangunan di Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, masih menunggu kajian dari para ahli konstruksi.
Ia meminta semua pihak bersabar karena dugaan kelalaian teknis dalam pembangunan perlu dibuktikan secara ilmiah.
“Indikasi awal penyebab runtuh nanti akan dijelaskan oleh tenaga ahli agar valid secara ilmiah. Jadi, sabar dulu, kita selesaikan evakuasi korban,” ujar Irjen Nanang, dalam keterangannya, Sabtu, 4 Oktober 2025.
Selain itu, Nanang menekankan bahwa tragedi ini harus menjadi pelajaran penting agar setiap pembangunan mematuhi spesifikasi teknis dan melengkapi seluruh perizinan.
Sehingga ke depannya, diharapkan kejadian serupa tidak terulang lagi. Karena bagaimanapun juga insiden ini telah menghilangkan banyak nyawa.
Baca Juga: Kapolda Jatim Tinjau Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny, Pastikan Identifikasi Intensif
“Jangan sampai peristiwa seperti ini terulang kembali,” tegas Nanang.
Menurut Nanang, sejak hari pertama pascakejadian, aparat gabungan memprioritaskan upaya penyelamatan korban. Dalam masa golden time tiga hari pertama, tim berhasil menyelamatkan satu korban dalam kondisi hidup dan enam lainnya ditemukan meninggal dunia.
"Setelah melewati masa kritis, sesuai SOP Basarnas, fokus beralih pada pembersihan material untuk mempermudah masuknya alat berat," jelas Nanang.
Namun, kata Nanang, evakuasi tidak berjalan mudah. Runtuhnya bangunan empat lantai menimpa banyak penghuni sekaligus. Sehingga proses pemindahan material harus dilakukan dengan hati-hati.
“Pemindahan puing tidak bisa sembarangan, karena ada jenazah yang sudah kami profiling di dalamnya,” ucap Nanang.
Selanjutnya, untuk memastikan keamanan, kata Nanang, pihaknya menggandeng ahli konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Kementerian PUPR. Para ahli memberikan masukan teknis agar evakuasi berjalan efektif tanpa menimbulkan risiko tambahan.