Kepsek SMKN 1 Cikarang Barat Bekasi Klaim Ada Kelompok Basis di Balik Kasus Perundungan

Jumat 19 Sep 2025, 17:03 WIB
Kepala SMKN 1 Cikarang Barat, Bambang Nurcahyo, memberikan keterangan tentang kasus perundungan di Gedung DPRD Kabupaten Bekasi, Jumat, 19 September 2025. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

Kepala SMKN 1 Cikarang Barat, Bambang Nurcahyo, memberikan keterangan tentang kasus perundungan di Gedung DPRD Kabupaten Bekasi, Jumat, 19 September 2025. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

CIKARANG BARAT, POSKOTA.CO.ID - Kepala SMKN 1 Cikarang Barat, Bambang Nurcahyo angkat bicara tentang kasus perundungan hingga tulang rahang siswa kelas 10 patah.

Menurut Bambang, perundungan ini dipicu kelompok Barisan Siswa (Basis) Kelompok itu beranggotakan pelajar dari berbagai sekolah, termasuk SMKN 1 Cikarang Barat, bahkan alumni.

“Anggotanya bukan hanya dari Cikarang Barat 1, tapi juga dari beberapa sekolah lain. Karena banyak juga yang dari sekolah kami, jadinya seolah-olah ini milik SMKN 1. Padahal bukan,” kata Bambang di Gedung DPRD Kabupaten Bekasi, Jumat, 19 September 2025.

Menurutnya, kasus ini bermula ketika AAI dianggap melanggar aturan yang berlaku di kelompok Basis.

Baca Juga: Polisi Tetapkan 5 Tersangka Kasus Perundungan Siswa SMK di Bekasi

“Mungkin ada aturan-aturan di kelompok itu yang dilanggar oleh korban, sehingga terjadi pemukulan,” jelasnya.

Bambang menerangkan, aksi pemukulan terjadi di Lapangan Irepo, sekitar 1 kilometer dari sekolah, pada Selasa 2 September 2025. Para pelaku disebut membuat barisan sebelum menganiaya korban.

“Dari siswa sekolah kami, ada sekitar 6–7 orang pelaku, sebagian kelas 12 yang sedang PKL dan kelas 11. Ada juga dua orang yang sudah dikeluarkan dari sekolah serta satu dari luar yang belum diketahui identitasnya,” ungkapnya.

Meski begitu, ia menegaskan pihak sekolah bersama DPRD dan pemerintah daerah sudah sepakat untuk memutus rantai keberadaan kelompok Basis.

Baca Juga: DPRD Bekasi Mediasi Orang Tua Siswa Korban Perundungan dan Sekolah

“Kami dari sekolah juga minta maaf karena tidak sepenuhnya bisa menangani kasus-kasus ini, saking banyaknya persoalan. Tapi ke depan ini akan jadi perhatian serius sekolah agar tidak ada lagi bullying,” tuturnya.


Berita Terkait


News Update