Virageawi Indonesia Latih UMKM Disabilitas di Bandung, Dorong Mandiri secara Ekonomi

Rabu 17 Sep 2025, 23:58 WIB
Virageawi Indonesia dan Dinas Koperasi Bandung Barat menunjukan hasil karya penyandang disabilitas di Jalan Raya Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 17 September 2025. (Sumber: Poskota/Gatot Poedji Utomo)

Virageawi Indonesia dan Dinas Koperasi Bandung Barat menunjukan hasil karya penyandang disabilitas di Jalan Raya Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 17 September 2025. (Sumber: Poskota/Gatot Poedji Utomo)

BANDUNG BARAT, POSKOTA.CO.ID - Virageawi Indonesia melaksanakan pelatihan khusus bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Uniknya, peserta yang terlibat merupakan penyandang disabilitas.

Founder Virageawi Indonesia, Adang Muhidin mengatakan, kegiatan ini bertujuan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para disabilitas agar bisa mandiri.

"Kita ajarkan cara pemasaran, termasuk membantu desain kemasan produk mereka. Untuk penyandang disabilitas perempuan kebanyakan bergerak di bidang kuliner, sementara laki-laki banyak yang fokus ke kerajinan," kata Adang di Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 17 September 2025.1

Menurut Adang, beberapa alumni pelatihan Virageawi bahkan sudah menjadi narasumber di daerah lain, termasuk Nusa Tenggara Timur. Selain itu, produk UMKM binaan mereka juga telah dipasarkan secara digital, baik lewat website maupun marketplace, bahkan sudah menembus pasar internasional.

Baca Juga: Rudy Susmanto Raih Penghargaan Tokoh Peduli Disabilitas dari Harian Metropolitan

"Di tanggal 17 September ini kita launching digital marketing untuk pemasaran produk UMKM penyandang disabilitas dan ibu-ibu rumah tangga. Alhamdulillah, hasilnya cukup baik. Misalnya, pada pameran internasional di Osaka, Jepang, kita berhasil menandatangani MoU kerja sama ekspor produk bambu senilai Rp24 miliar per tahun," ujarnya.

Adang menambahkan, pelatihan tersebut bertepatan dengan momentum Hari Bambu Nasional yang diperingati setiap 18 September. Virageawi berupaya mendorong kreativitas dengan memanfaatkan bambu sebagai "Emas Hijau" yang bisa diolah menjadi produk bernilai tinggi.

Sementara itu, pihaknya tidak berjalan sendiri. Ada dukungan akademisi dari Universitas Indonesia, ITB, Universitas Kristen Maranatha, dan ISI yang membantu agar produk-produk kita bisa go internasional.

Dari sekitar 30 peserta disabilitas, hampir 40 persen sudah menjadi perajin bambu. Produk mereka pun langsung dibeli dan dipasarkan oleh Virageawi.

Baca Juga: Pemerintah Lanjutkan Bansos untuk Lansia dan Disabilitas, Hentikan Bantuan untuk Usia Produktif

"Intinya, usaha harus kolaboratif. Kalau mau berkembang, jangan jalan sendiri. Harus berjejaring dengan banyak pihak," tuturnya.


Berita Terkait


News Update