Menurut Ghozi, contoh nyata ada di Cakung, Jakarta Timur, di mana generasi muda sulit punya hunian sendiri selain tinggal bersama orang tua atau mertua. Karena itu, Pemprov bersama Sarana Jaya mulai menyediakan hunian vertikal terjangkau.
Baca Juga: Warga Gagalkan Peredaran Narkoba Sistem 'Tempel' di Depok
“Yang paling pertama adalah mindset dari masyarakat. Kadang-kadang mereka belum familiar dengan istilah vertical housing, kalau dibilang rusun baru mereka memahami,” jelasnya.
Politisi PKS itu juga menekankan kualitas hunian. “Di kota global tidak cukup hanya membangun vertical housing. Lingkungan harus bersih, nyaman, berkelanjutan, dan yang paling penting ramah disabilitas,” ungkapnya.
Selain itu, rusun harus terhubung dengan transportasi publik dan dipandang sebagai ruang hidup, bukan sekadar bangunan.
“Rusun itu bukan hanya sekadar struktur bangunan, tapi manusia di dalamnya juga harus dibantu agar hidup kembali,” tegas Ghozi. (cr-4)