Hunian Vertikal di Jakarta Jadi Kebutuhan, DPRD Ingatkan soal Budaya

Jumat 12 Sep 2025, 13:04 WIB
Aktivitas warga di rusunawa Marunda, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu. (Poskota/Ahmad Tri Hawaari)

Aktivitas warga di rusunawa Marunda, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu. (Poskota/Ahmad Tri Hawaari)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID Pemprov Jakarta menegaskan bahwa pembangunan hunian vertikal kini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak.

Staf Khusus Gubernur DKI, Cyril Raoul Hakim alias Chico Hakim, menyebut pertumbuhan penduduk yang tinggi dan keterbatasan lahan menjadikan hunian vertikal solusi utama.

“Transformasi hunian di Jakarta, khususnya hunian vertikal, adalah keniscayaan. Dengan pertumbuhan penduduk dan keterbatasan lahan, ini bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan,” ujar Chico, Jumat 12 September 2025.

Ia menegaskan, pembangunan rumah susun, apartemen rakyat, hingga hunian terjangkau harus terus didorong. Menurutnya, skema sewa juga perlu diperkuat agar masyarakat memiliki lebih banyak pilihan.

“Jangan sampai hunian vertikal justru harganya tidak jauh berbeda dengan rumah tapak,” kata Chico.

Chico menambahkan, Jakarta kini bersaing dengan kota-kota global. “Kita harus menyiapkan standar internasional, salah satunya lewat penyediaan hunian yang layak, manusiawi, dan terjangkau bagi semua warga,” ucapnya.

Baca Juga: Ledakan Hebat Guncang Tangsel, Tiga Rumah Roboh dan Empat Warga Luka

Ia juga menekankan pentingnya peran media dalam menyosialisasikan program pemerintah, serta kolaborasi antara masyarakat, DPRD, dan BUMD agar hunian terjangkau dapat segera terwujud.

Budaya Warga

Sementara itu, anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ghozi Zulazmi, mengingatkan agar transformasi hunian vertikal tidak sekadar berfokus pada infrastruktur.

“Transformasi hunian juga harus memastikan kebutuhan papan, kelayakan hidup, serta budaya masyarakat di dalamnya terpenuhi,” ujar Ghozi di kesempatan yang sama.

Ia menilai tantangan terbesar adalah kesiapan masyarakat menerima konsep vertical housing.
“Kira-kira masyarakatnya setuju enggak sih? Masyarakatnya siap enggak?” katanya.

Menurut Ghozi, contoh nyata ada di Cakung, Jakarta Timur, di mana generasi muda sulit punya hunian sendiri selain tinggal bersama orang tua atau mertua. Karena itu, Pemprov bersama Sarana Jaya mulai menyediakan hunian vertikal terjangkau.

Baca Juga: Warga Gagalkan Peredaran Narkoba Sistem 'Tempel' di Depok

“Yang paling pertama adalah mindset dari masyarakat. Kadang-kadang mereka belum familiar dengan istilah vertical housing, kalau dibilang rusun baru mereka memahami,” jelasnya.

Politisi PKS itu juga menekankan kualitas hunian. “Di kota global tidak cukup hanya membangun vertical housing. Lingkungan harus bersih, nyaman, berkelanjutan, dan yang paling penting ramah disabilitas,” ungkapnya.

Selain itu, rusun harus terhubung dengan transportasi publik dan dipandang sebagai ruang hidup, bukan sekadar bangunan.
“Rusun itu bukan hanya sekadar struktur bangunan, tapi manusia di dalamnya juga harus dibantu agar hidup kembali,” tegas Ghozi. (cr-4)


Berita Terkait


News Update