Bojonggede menghasilkan sekitar 135 ton sampah per hari, dengan jumlah penduduk pada 2022 mencapai 306.362 jiwa. Sebagai daerah penyangga Jakarta, Bojonggede mengalami pertumbuhan perumahan yang sangat cepat.
Mobilitas penduduk yang tinggi dari dan menuju Ibu Kota membuat konsumsi masyarakat semakin meningkat, dan otomatis produksi sampah pun melonjak.
5. Kecamatan Citeureup
Menutup daftar lima besar, Citeureup menghasilkan sekitar 110 ton sampah per hari dengan jumlah penduduk 221.710 jiwa pada 2023.
Kecamatan ini juga dikenal sebagai kawasan industri besar di Kabupaten Bogor, sehingga selain sampah rumah tangga, terdapat pula kontribusi dari aktivitas pabrik dan usaha menengah.
Masalah sampah bukan sekadar angka tonase. Bagi masyarakat, sampah sangat nyata terasa dalam kehidupan sehari-hari. Tumpukan sampah yang tidak segera diangkut dapat menimbulkan bau menyengat, mengundang lalat, bahkan meningkatkan risiko penyakit seperti diare, demam berdarah, dan infeksi kulit.
Bagi warga yang tinggal dekat Tempat Pembuangan Sementara (TPS), persoalan ini menjadi lebih rumit. Mereka harus hidup berdampingan dengan sampah yang menumpuk, yang tidak jarang merusak kenyamanan dan kesehatan lingkungan sekitar.
Selain itu, dari perspektif psikologis, lingkungan yang kotor dapat memengaruhi kualitas hidup, menurunkan rasa nyaman, dan bahkan mengurangi nilai estetika wilayah tempat tinggal. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya soal teknis, melainkan juga tentang menjaga martabat hidup manusia.
Tantangan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bogor
- Pertumbuhan Penduduk yang Pesat
Setiap penambahan jumlah penduduk berbanding lurus dengan bertambahnya produksi sampah. Kabupaten Bogor, sebagai wilayah urban dan penyangga Jakarta, terus menerima arus urbanisasi. - Keterbatasan Infrastruktur
Kapasitas armada pengangkut sampah dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sering kali tidak seimbang dengan volume sampah yang ada. - Kesadaran Masyarakat yang Masih Rendah
Banyak masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan atau belum membiasakan pemilahan sampah organik dan anorganik. - Beban Lingkungan yang Tinggi
Jika tidak dikelola dengan baik, tumpukan sampah dapat mencemari sungai, tanah, hingga udara.
Baca Juga: Pemuda Tertabrak KRL di Bogor, Ditemukan Tidak Bernyawa
Solusi Berkelanjutan untuk Mengatasi Sampah
- Peningkatan Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilah sampah dari rumah menjadi langkah awal yang sangat krusial. - Pengembangan Bank Sampah dan Ekonomi Sirkular
Bank sampah dapat mendorong masyarakat untuk menabung sampah anorganik yang bisa didaur ulang. Ini bukan hanya solusi lingkungan, tetapi juga memberikan nilai ekonomi. - Inovasi Teknologi Pengelolaan Sampah
Penggunaan teknologi seperti incinerator ramah lingkungan, sistem biogas, hingga komposting skala besar dapat membantu mengurangi beban TPA. - Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Dunia usaha dapat terlibat dalam pengelolaan sampah melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). - Peningkatan Infrastruktur dan Sistem Pengangkutan
Menambah armada truk sampah, memperluas jaringan TPS, serta memperbaiki sistem logistik pengangkutan dapat mengurangi penumpukan sampah di wilayah padat penduduk.
Fenomena tingginya produksi sampah di Kabupaten Bogor, khususnya di lima kecamatan utama Cibinong, Gunung Putri, Cileungsi, Bojonggede, dan Citeureup menunjukkan bahwa masalah ini bukan sekadar persoalan teknis, tetapi juga berkaitan dengan pola hidup masyarakat.
Dengan jumlah timbunan sampah mencapai 2.766 ton per hari, dibutuhkan strategi pengelolaan yang terintegrasi, berkelanjutan, dan melibatkan semua pihak. Pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat harus bergandengan tangan menciptakan solusi yang tidak hanya mengurangi timbunan sampah, tetapi juga membangun peradaban yang lebih peduli terhadap lingkungan.
Karena pada akhirnya, sampah bukan hanya masalah kotoran yang harus dibuang, melainkan cerminan cara kita memperlakukan bumi yang menjadi rumah bersama.