POSKOTA.CO.ID - Usia 20-an sering disebut sebagai fase emas dalam hidup seseorang. Di masa ini, banyak anak muda baru saja menyelesaikan pendidikan, memulai karier, dan perlahan menikmati penghasilan sendiri.
Godaan untuk menghabiskan uang demi gaya hidup memang besar, mulai dari nongkrong, traveling hingga belanja online.
Namun, di balik itu semua ada satu keputusan bijak yang akan sangat berpengaruh pada masa depan untuk memulai investasi sejak dini.
Mengapa penting? Jawabannya ada pada efek compounding atau bunga berbunga. Misalnya, jika kamu mulai investasi Rp1 juta di usia 20 tahun dengan rata-rata imbal hasil 10 persen per tahun, maka saat berusia 30 tahun uangmu sudah berlipat menjadi Rp2,59 juta.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Buku Investasi Leher ke Atas Terbaik untuk Pengembangan Diri, Ada Apa Saja?
Jika dilanjutkan hingga usia 40 tahun, jumlahnya bisa lebih dari Rp6,7 juta, hanya dari modal awal yang kecil. Bandingkan dengan orang yang baru mulai investasi di usia 30-an, jelas hasilnya akan berbeda jauh.
Sayangnya, banyak anak muda menunda dengan alasan “nanti saja kalau sudah mapan” atau “gaji masih kecil.”
Padahal, justru di usia muda inilah waktu terbaik untuk belajar dan mengambil risiko. Artikel ini akan membahas mengapa kamu harus investasi sejak dini, apa saja instrumen yang cocok untuk pemula hingga tips praktis agar tidak salah langkah.
Baca Juga: Ingin Investasi Emas? Ini 3 Hal Wajib Kamu Ketahui Sebelum Beli
Mengapa Anak Muda Harus Berinvestasi?
Ada beberapa alasan utama mengapa investasi di usia 20-an sangat penting, yaitu:
- Waktu adalah aset terbesar. Semakin cepat kamu mulai, semakin lama uangmu berkembang dengan bunga berbunga.
- Melawan inflasi. Nilai uang terus menurun setiap tahun. Tanpa investasi, daya beli akan semakin lemah.
- Mempersiapkan masa depan. Investasi membantu mewujudkan tujuan finansial seperti membeli rumah, menikah, traveling, hingga pensiun dini.
- Membangun disiplin keuangan. Dengan berinvestasi sejak muda, kamu terbiasa mengatur uang dan tidak boros mengikuti tren.
Kesalahan umum anak muda adalah terlalu fokus pada konsumsi, misalnya membeli gadget terbaru atau nongkrong setiap minggu jika sebagian kecil saja dialihkan ke investasi, hasilnya akan jauh lebih bermanfaat di masa depan.
Baca Juga: 6 Jenis Instrumen Investasi yang Cocok Bagi Generasi Muda
7 Pilihan Investasi Usia 20-an
Reksa Dana untuk Pemula
Reksa dana adalah instrumen investasi populer untuk anak muda yang baru mulai. Cara kerjanya sederhana semisal kamu menaruh dana, lalu dikelola oleh manajer investasi profesional.
Dana tersebut akan dialokasikan ke berbagai instrumen seperti saham, obligasi, atau pasar uang.
Kelebihan:
- Modal kecil, bisa mulai dari Rp100 ribu.
- Dikelola profesional, jadi cocok untuk pemula yang belum paham pasar modal.
- Diawasi OJK, relatif aman.
Kekurangan:
- Ada biaya manajemen.
- Return bisa lebih rendah dibanding investasi langsung.
- Bagi anak muda, reksa dana adalah pintu masuk paling ramah untuk belajar dunia investasi.
Baca Juga: Resesi Global Kian Dekat? Ini 5 Cara Investasi Emas untuk Lindungi Aset Kamu
Emas sebagai Safe Haven
Emas dikenal sebagai aset safe haven karena nilainya stabil, bahkan cenderung naik saat terjadi krisis atau inflasi. Inilah mengapa emas sering dipilih untuk melindungi nilai kekayaan.
Kini, kamu tidak perlu lagi membeli emas batangan fisik. Ada banyak aplikasi investasi emas digital yang memungkinkan kamu membeli mulai dari Rp10 ribu saja.
Kelebihan:
- Risiko rendah.
- Mudah dicairkan kapan saja.
- Nilainya cenderung naik dalam jangka panjang.
Kekurangan:
- Tidak menghasilkan dividen atau bunga.
- Kenaikan harga relatif lambat dibanding saham atau crypto.
Baca Juga: 5 Tips Investasi untuk Pemula, Dijamin Cuan!
Saham untuk Anak Muda Berani Risiko
Saham memberikan kesempatan meraih keuntungan tinggi dalam jangka panjang, terutama jika kamu memilih perusahaan dengan kinerja bagus. Selain itu, ada potensi dividen yang bisa menambah penghasilan pasif.
Kelebihan:
- Return tinggi jika perusahaan tumbuh pesat.
- Bisa dimulai dengan modal kecil lewat aplikasi sekuritas.
Kekurangan:
- Risiko fluktuasi harga harian cukup tinggi.
- Butuh riset dan pengetahuan pasar.
Bagi pemula memilih saham blue chip (perusahaan besar dan stabil) sebelum mencoba emiten yang lain.
Baca Juga: 3 Strategi Investasi Emas Agar Menghasilkan Keuntungan Optimal, Jangan Sampai Salah Langkah!
Deposito, Investasi Paling Sederhana
Deposito adalah produk investasi sederhana yang ditawarkan bank. Kamu hanya perlu menyimpan uang dalam jangka waktu tertentu misalnya 3, 6, atau 12 bulan dan mendapatkan bunga lebih tinggi dibanding tabungan biasa.
Kelebihan:
- Risiko sangat rendah, dijamin LPS.
- Hasilnya pasti, tidak fluktuatif.
Kekurangan:
- Bunga relatif kecil, terkadang kalah dengan inflasi.
- Dana tidak fleksibel karena harus mengendap sesuai tenor.
- Deposito cocok untuk anak muda yang ingin investasi aman tanpa ribet.
Baca Juga: 10 Aplikasi Investasi Saham Berizin OJK, Aman untuk Pemula
Investasi Valas (Mata Uang Asing)
Selain menabung dalam rupiah, kamu bisa menyisihkan sebagian penghasilan untuk menabung mata uang asing seperti dolar AS, euro, atau yen.
Dengan begitu, kamu bisa melindungi nilai aset dari inflasi rupiah sekaligus mendapatkan keuntungan dari selisih kurs.
Kelebihan:
- Lindung nilai saat rupiah melemah.
- Bisa dipakai untuk kebutuhan masa depan (studi luar negeri, traveling).
Kekurangan:
- Nilai kurs bisa fluktuatif.
- Tidak semua bank menyediakan produk valas dengan mudah.
Baca Juga: Ekonomika Pancasila: Menyoal Investasi Asing
Pemula bisa mulai dari modal kecil, gunakan aplikasi bank digital yang menawarkan tabungan valas dengan kurs kompetitif.
Properti sebagai Investasi Jangka Panjang
Jika kamu memiliki modal besar, properti adalah pilihan investasi jangka panjang yang menguntungkan.
Nilainya cenderung naik setiap tahun, dan kamu juga bisa mendapatkan penghasilan pasif dari menyewakan rumah, apartemen, atau kos-kosan.
Kelebihan:
- Nilai terus naik dalam jangka panjang.
- Bisa jadi sumber pendapatan pasif.
Kekurangan:
- Butuh modal besar.
- Biaya perawatan dan pajak.
- Likuiditas rendah (butuh waktu lama untuk dijual).
Investasi properti lebih cocok untuk tujuan jangka panjang, misalnya 10–20 tahun ke depan.
Cryptocurrency dan NFT
Beberapa tahun terakhir, crypto dan NFT jadi tren populer di kalangan anak muda. Potensi cuannya memang besar, tapi risikonya juga tinggi.
Harga crypto bisa naik ratusan persen, namun juga bisa anjlok dalam sekejap.
Kelebihan:
- Potensi keuntungan besar dalam waktu singkat.
- Aset digital yang mudah diakses secara online.
Kekurangan:
- Risiko tinggi karena volatilitas ekstrem.
- Rentan terhadap hype dan FOMO.
Tips Praktis Memulai Investasi di Usia 20-an
Tentukan Tujuan Keuangan
Apakah untuk dana darurat, beli rumah, atau pensiun? Tujuan ini akan menentukan instrumen yang sesuai.
Mulai dengan Modal Kecil
Tidak perlu menunggu gaji besar. Mulai dari Rp100 ribu pun sudah cukup untuk belajar investasi.
Diversifikasi Portofolio
Jangan taruh semua dana di satu instrumen. Sebarkan ke reksa dana, emas, saham, atau lainnya agar risiko lebih terkontrol.
Perbanyak Literasi Keuangan
Baca buku, ikuti seminar, atau pelajari dari sumber terpercaya. Pengetahuan adalah kunci agar tidak mudah terjebak investasi bodong.
Hindari FOMO
Banyak anak muda terjebak ikut-ikutan tren, terutama di crypto. Ingat, investasi harus sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Berinvestasi di usia 20-an bukan sekadar tren, tapi keputusan penting yang akan menentukan masa depan finansial.
Dengan waktu yang panjang, kamu punya keunggulan untuk membiarkan aset berkembang melalui efek compounding.
Ada banyak pilihan investasi untuk anak muda mulai dari reksa dana, emas, saham, deposito, valas, properti, hingga cryptocurrency.
Setiap instrumen punya kelebihan dan kekurangan. Kuncinya adalah memilih sesuai tujuan dan profil risiko.
DISCLAIMER: Artikel ini berupa informasi umum bukan saran atau ajakan investasi. Keputusan berinvestasi bukan tanggung jawab redaksi Poskota.