Tragedi Balita Meninggal di Sukabumi karena Cacingan, Ini Upaya Pencegahan Menurut WHO

Rabu 20 Agu 2025, 17:44 WIB
Ilustrasi cacing dalam tubuh. (Sumber: Freepik)

Ilustrasi cacing dalam tubuh. (Sumber: Freepik)

POSKOTA.CO.ID - Tragedi memilukan terjadi di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Sukabumi, Jawa Barat.

Seorang balita bernama Raya, berusia tiga tahun, meninggal dunia setelah mengalami infeksi cacing gelang (askariasis) dalam kondisi akut.

Latar belakang keluarga yang kurang mampu memperburuk situasi. Sang ibu mengalami gangguan jiwa, sementara ayahnya menderita tuberkulosis (TBC).

Sehari-hari, Raya diasuh oleh neneknya di lingkungan tempat tinggal yang kurang bersih.

Baca Juga: Walikota Bekasi Tri Adhianto Kenakan Busana Sri Maharja Tarusbawa, di HUT Jabar ke 80

Pada 13 Juli 2025, Raya dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri. Hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi yang sangat mengejutkan, tubuhnya dipenuhi cacing.

Parasit tersebut bahkan ditemukan keluar melalui saluran pencernaan dan pernapasan, sementara telur-telurnya bersarang hingga ke bagian kepala. Setelah dirawat intensif selama sembilan hari, nyawa Raya tidak tertolong dan meninggal dunia.

Cacingan Penyakit yang Sering Diabaikan

Menurut data World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5 miliar orang di dunia terinfeksi cacing yang ditularkan melalui tanah. Infeksi ini terutama terjadi di daerah dengan sanitasi buruk.

Cacing gelang, cacing cambuk, dan cacing tambang merupakan jenis yang paling sering menginfeksi anak-anak.

Baca Juga: Isi Rekaman Terakhir Nazwa Aliya di Rumah Sakit Apa? Viral Kisahnya Pamit Interview Bank hingga Tewas di Kamboja

Penularan biasanya terjadi melalui makanan, minuman, atau tangan yang terkontaminasi tanah atau kotoran.

Dalam kasus Raya, kebiasaan bermain di lingkungan yang tercemar diduga menjadi pemicu utama infeksi parah yang dialaminya.

Banyak orang tua kerap menganggap cacingan hanya penyakit ringan. Padahal, dampaknya dapat sangat serius. Infeksi cacing berpotensi menimbulkan:

  • Malnutrisi, karena cacing menyerap nutrisi penting dalam tubuh anak.
  • Anemia, akibat berkurangnya zat besi.
  • Gangguan tumbuh kembang, karena kebutuhan gizi tidak tercukupi.
  • Penurunan daya tahan tubuh, yang membuat anak lebih rentan terhadap penyakit lain.

Baca Juga: Info Loker Bekasi: Dibuka Posisi Staff HRD Gaji hingga 5-6 Juta, Cek Informasinya

Pada kondisi berat seperti yang dialami Raya, larva cacing dapat bermigrasi ke organ vital, memicu komplikasi serius hingga berujung pada kematian.

Tragedi ini juga menyoroti keterbatasan akses layanan kesehatan di daerah terpencil. Keluarga kurang mampu seringkali kesulitan mendapatkan pemeriksaan rutin maupun pengobatan yang memadai.

Sistem kesehatan masyarakat perlu lebih responsif dalam menangani kasus-kasus semacam ini.

Posyandu di tingkat desa, misalnya, dapat berperan besar dalam memantau kesehatan anak-anak. Dengan pemeriksaan berkala dan pemberian obat cacing secara rutin, banyak kasus dapat dicegah sejak dini.

Upaya Pencegahan Menurut WHO

WHO merekomendasikan pemberian obat cacing secara berkala, terutama di daerah endemik, sebagai langkah pencegahan yang efektif. Selain itu, beberapa upaya penting yang harus dilakukan meliputi:

  1. Perbaikan sanitasi lingkungan untuk menjaga kebersihan tempat tinggal dan area bermain anak.
  2. Akses air bersih untuk memastikan air yang dikonsumsi bebas dari kontaminasi.
  3. Edukasi masyarakat dengan memberikan pemahaman kepada orang tua tentang bahaya cacingan dan pentingnya menjaga kebersihan diri.
  4. Peningkatan peran posyandu dan puskesmas untuk mendeteksi gejala lebih awal dan memberikan pengobatan tepat waktu.

Tragedi meninggalnya balita di Sukabumi menjadi pengingat bahwa cacingan tidak boleh dipandang remeh.

Penyakit ini dapat memicu komplikasi yang sangat serius, terutama pada anak-anak dengan daya tahan tubuh lemah dan akses kesehatan terbatas.

Kejadian ini sekaligus menjadi refleksi bahwa menjaga kesehatan anak adalah tanggung jawab bersama agar kasus serupa dapat dicegah agar tidak terulang di masa depan.


Berita Terkait


News Update