Ekspektasi tinggi untuk Persib Bandung di musim ini berbanding terbalik dengan hasil di lapangan. Dengan hanya tiga poin dari dua laga, mereka tercecer di posisi ketujuh.
Beberapa faktor penyebab:
- Transisi taktik yang belum matang – strategi Bojan Hodak tampak belum menyatu dengan pola permainan tim.
- Ketergantungan pada pemain kunci – ketika performa pemain inti menurun, ritme permainan ikut terganggu.
- Tekanan publik – Bobotoh menginginkan hasil cepat, yang kadang menambah beban psikologis pemain.
Namun, perlu diingat bahwa kompetisi masih sangat panjang. Persib punya potensi bangkit bila konsistensi bisa segera ditemukan.
Persijap Jepara: Tim Promosi yang Menggebrak
Salah satu cerita paling menarik di awal musim ini adalah penampilan Persijap Jepara. Sebagai tim promosi, mereka justru berhasil menduduki posisi kelima dengan empat poin.
Hal ini menunjukkan dua hal:
- Semangat juang tinggi tim promosi – motivasi membuktikan diri di level tertinggi sangat terasa.
- Adaptasi cepat – Persijap tidak canggung melawan klub-klub mapan, bahkan sempat mengalahkan Persib.
Keberhasilan Persijap menjadi sinyal bahwa kompetisi musim ini bisa dipenuhi kejutan.
Baca Juga: Kecelakaan Maut Mobil vs Truk di Tangsel, Sopir Fortuner Tewas
Papan Bawah: Ancaman Degradasi Dini
Di papan bawah, terdapat tiga tim yang belum meraih poin sama sekali:
- PSBS Biak
- Dewa United Banten
- Persita Tangerang
Persita berada di posisi juru kunci dengan selisih gol minus lima. Hasil ini tentu menjadi alarm bagi manajemen dan pelatih. Jika tren ini berlanjut, ancaman degradasi bisa menjadi nyata lebih cepat dari perkiraan.
Sepak bola bukan sekadar soal kemenangan atau kekalahan. Di balik angka klasemen, ada cerita emosional yang dirasakan suporter, pemain, hingga pelatih.
- Bagi Jakmania, euforia awal musim adalah pelepas rindu setelah perjalanan panjang mendukung tim.
- Bagi Bobotoh, rasa kecewa bercampur harapan menjadi bagian dari cinta tanpa syarat terhadap Persib.
- Bagi Persijap Mania, kebanggaan atas perjuangan tim promosi melebihi hasil di lapangan.
Hal ini penting untuk dipahami, sebab sepak bola Indonesia tumbuh bukan hanya karena kompetisi, tetapi juga karena ikatan emosional antara klub dan pendukungnya.
Super League 2025/26 baru berjalan dua pekan, namun arah kompetisi mulai terbaca. Persija Jakarta dan Borneo FC muncul sebagai kandidat kuat juara dengan konsistensi awal. Persib Bandung harus segera menemukan ritme, sementara Persijap Jepara membuktikan bahwa status tim promosi bukan berarti lemah.