POSKOTA.CO.ID - Bagi operator sekolah, mengelola data di aplikasi Dapodik (Data Pokok Pendidikan) bukanlah sekadar tugas administratif ini adalah bagian penting dari jantung operasional sekolah.
Data yang akurat di Dapodik berpengaruh langsung pada pendanaan BOS, tunjangan guru, hingga keakuratan laporan pendidikan nasional.
Dua proses yang sering menjadi perbincangan adalah sinkronisasi dan tarik data. Meski kerap disebut bersamaan, keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam arah proses, tujuan, dan dampak yang dihasilkan. Kesalahan memahami perbedaan ini bisa berujung pada masalah serius bagi sekolah.
Baca Juga: Fakta di Balik Isu Jessica Radcliffe Pelatih Lumba-lumba yang Tewas Ditelan Paus Orca, Benarkah?
Mengapa Sinkronisasi dan Tarik Data Penting?
Dapodik adalah platform resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang berfungsi sebagai bank data nasional pendidikan. Semua informasi tentang siswa, guru, pembelajaran, hingga sarana prasarana tersimpan di sini.
Tanpa sinkronisasi atau tarik data yang tepat:
- Dana BOS bisa tertunda
- Tunjangan guru tidak cair tepat waktu
- Data Info GTK, Verval PD, atau Verval PTK menjadi tidak akurat
- Pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) terganggu
Sebagai operator sekolah, memahami waktu yang tepat untuk melakukan kedua proses ini menjadi kunci agar semua layanan pendidikan berjalan lancar.
1. Apa Itu Sinkronisasi di Dapodik?
Sinkronisasi adalah proses dua arah antara aplikasi Dapodik di komputer sekolah dan server pusat Kemdikbud. Proses ini melibatkan:
- Mengirim data terbaru dari aplikasi lokal ke server pusat.
- Mengambil data terbaru dari server pusat ke aplikasi lokal.
Tujuan utama: Menyamakan data di kedua sistem sehingga keduanya identik dan valid.
Contoh penerapan sinkronisasi:
- Memperbarui jadwal pembelajaran guru.
- Mengubah data rombongan belajar (rombel).
- Memperbarui data sarana prasarana sekolah.
- Mengedit data pribadi siswa seperti alamat, tinggi, atau berat badan.
Catatan penting: Sinkronisasi hanya bisa dilakukan jika tidak ada data invalid. Jika ada kesalahan input, proses akan ditolak sampai semua error diperbaiki.
2. Apa Itu Tarik Data di Dapodik?
Tarik data adalah proses satu arah yang hanya mengambil data dari server pusat ke aplikasi Dapodik lokal.
Tujuan utama: Memperbarui data lokal berdasarkan perubahan yang sudah ada di server.
Contoh penggunaan tarik data:
- Menarik data siswa baru yang diinput melalui SP Data DIK.
- Memperbarui identitas siswa dari Verval PD.
- Mengambil data guru baru atau hasil mutasi dari Verval PTK.
Berbeda dengan sinkronisasi, tarik data tetap bisa dilakukan meskipun ada data invalid di aplikasi. Namun, karena tarik data tidak mengirim data dari aplikasi lokal ke server, perubahan yang Anda buat di Dapodik tidak akan tercatat di pusat jika hanya melakukan proses ini.
3. Perbedaan Utama Sinkronisasi dan Tarik Data
Aspek | Sinkronisasi | Tarik Data |
---|---|---|
Arah Proses | Dua arah (mengirim & menerima data) | Satu arah (hanya menerima data) |
Waktu Pelaksanaan | Setiap ada perubahan data di aplikasi lokal | Saat ada perubahan data di server pusat |
Syarat | Tidak boleh ada data invalid | Bisa dilakukan meski ada data invalid |
Dampak Instal Ulang | Data aman sesuai sinkron terakhir | Data kembali ke kondisi awal instalasi |
Kelebihan | Menjamin data di pusat dan lokal sama persis | Memperbarui data lokal dari server dengan cepat |
Kekurangan | Gagal jika ada data invalid | Tidak mengirim data lokal ke server |
4. Kapan Harus Melakukan Sinkronisasi dan Tarik Data?
Panduan praktis:
- Lakukan sinkronisasi jika:
- Mengedit data pembelajaran.
- Mengubah data rombel.
- Memperbarui sarpras.
- Mengedit data pribadi siswa/guru.
- Lakukan tarik data jika:
- Ada penambahan siswa baru di server.
- Ada perbaikan identitas di Verval PD.
- Ada update guru baru/mutasi di Verval PTK.
Tips: Jika ragu, pilih sinkronisasi karena proses ini otomatis mencakup tarik data.
5. Risiko Jika Tidak Melakukan Kedua Proses Ini
Mengabaikan sinkronisasi atau tarik data dapat menyebabkan:
- Data tidak terbaca di pusat → menghambat BOS dan tunjangan.
- Laporan pendidikan tidak akurat → memengaruhi rapor mutu sekolah.
- ANBK terganggu → data peserta tidak sesuai.
Baca Juga: Bahaya! Lupa Autentikasi Taspen Bisa Bikin Pensiunan Tak Dapat Dana Bulanan
Operator sekolah sering berada di tengah tekanan:
- Tugas administratif yang menumpuk.
- Tenggat waktu dari dinas pendidikan.
- Koneksi internet yang kadang tidak stabil.
Di lapangan, banyak operator harus lembur hanya untuk memastikan data tersinkronisasi tepat waktu, apalagi menjelang penutupan cut-off BOS.
Solusi yang bisa dilakukan:
- Jadwalkan sinkronisasi rutin minimal 1–2 kali seminggu.
- Gunakan backup data lokal sebelum sinkronisasi besar.
- Catat setiap perubahan penting di buku kerja operator.
Sinkronisasi dan tarik data di Dapodik 2026 adalah dua proses berbeda yang saling melengkapi. Memahami perbedaan arah proses, tujuan, dan waktu pelaksanaannya akan membantu operator sekolah menghindari kesalahan fatal.
Dengan data yang selalu valid dan terbarui, sekolah tidak hanya terhindar dari masalah pendanaan, tetapi juga berkontribusi pada keakuratan data pendidikan nasional.