Leuit di Gunung Karang Pandeglang: Bukan Gudang Padi, tapi Gudang Ilmu

Kamis 31 Jul 2025, 20:50 WIB
Bunda Literasi Banten, Tisnawati Andra Soni (keempat dari kiri) saat berkunjung ke perpustakaan Jagaraksa di wisata Lembur Kula, Gunung Karang, Desa Pasirpeuteuy, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang. (Sumber: Dok Pustakawan Pandeglang)

Bunda Literasi Banten, Tisnawati Andra Soni (keempat dari kiri) saat berkunjung ke perpustakaan Jagaraksa di wisata Lembur Kula, Gunung Karang, Desa Pasirpeuteuy, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang. (Sumber: Dok Pustakawan Pandeglang)

PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Beberapa bangunan seperti Leuit Baduy, didirikan berjejer di kawasan wisata Lembur Kula, Gunung Karang, Desa Pasirpeuteuy, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang.

Beberapa bangunan yang mirip dengan tempat penyimpanan padi itu, ternyata perpustakaan yang disiapkan bagi pengunjung kawasan wisata Lembur Kula di Gunung Karang.

Meski bangunan-bangunan itu konstruksinya seperti Leuit Baduy, namun isi dalam bangunan itu, sangat jauh berbeda. Leuit yang ada di Baduy, difungsikan sebagai tempat penyimpanan padi.

Tapi, bangunan Leuit di Gunung Karang diisi dengan berbagai buku, untuk dapat dipelajari dan dibaca oleh siapa saja yang berkunjung ke kawasan wisata Lembur Kula.

Baca Juga: DPRD Pandeglang Minta Disdikpora Segera Panggil Guru yang Ikut Gathering

Keberadaan perpustakaan tersebut terbilang cukup unik, karena selain bentuk bangunannya seperti Leuit, lokasinya juga berada di atas Gunung Karang.

Keberadaan perpustakaan di kawasan wisata Lembur Kula, Gunung Karang, juga menjadi perpaduan antara keindahan alam dengan dunia pendidikan.

Bunda Literasi Banten, Tisnawati Andra Soni (kiri). (Sumber: Dok Pustakawan Pandeglang)

Sehingga, siapapun yang mulai membuka tiap-tiap lembaran buku di perpustakaan ini, membuka jendela dunia dengan melihat alam terbuka dari atas Gunung Karang.

Perpustakaan yang diinisiasi oleh Bunda Literasi Banten, berkolaborasi dengan PISPI Banten, PT TIKI, dan pengelola wisata alam Lembur Kula, dinamakan Perpustakaan "Jagaraksa".

Nama Jagaraksa digunakan karena memiliki makna sebagai penjaga hati atau pelindung yang mengayomi rakyat dengan penuh rasa.

Perpustakaan itu, juga diresmikan langsung oleh Bunda Literasi Banten, Tisnawati Andra Soni, yang merupakan istri dari Gubernur Banten, Andra Soni.


Berita Terkait


News Update