“Kemarin saya sudah panggil Kepala Dinas PUPR dan juga pemilik lahan. Koordinasi sudah kita lakukan karena ini bagian dari kewenangan Kota Tangerang. Mudah-mudahan pembebasan bisa segera dilaksanakan,” ujarnya.
Baca Juga: Langkah Awal Normalisasi Kali Angke, Pemkot Tangerang Gelar Survei Gabungan
Ia menambahkan, sejumlah lahan di bantaran sungai sudah dibebaskan dan telah diturap. Namun masih ada pula lahan yang sudah bebas tetapi belum diturap, serta titik-titik yang masih perlu ditangani secara bertahap.
Menanggapi masalah sampah yang menumpuk di aliran sungai, Sachrudin menyebutkan bahwa penanganannya memerlukan sinergi lintas wilayah karena aliran air Kali Angke juga datang dari Bogor.
“Sampah ini kemungkinan datang dari Bogor. Karena itu perlu koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kota. Kehadiran Kepala BBWS hari ini juga untuk menjalin komunikasi dengan daerah-daerah yang dilalui aliran sungai,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan pemetaan kondisi sungai di wilayahnya menggunakan teknologi foto udara atau drone, terutama di anak-anak sungai seperti Kali Maharta dan Kali Cantika yang bermuara ke Kali Angke.
“Relatif kondisi di Tangsel sudah tertangani. Turap-turap juga sudah kita benahi. Di Tangsel tidak ada tanah menjorok ke sungai, juga tidak ada pohon pisang yang mengganggu aliran air. Tapi begitu masuk Kota Tangerang, banyak kelokan dan sedimentasi yang menyebabkan air terhambat dan berbalik,” ujar Benyamin.
Ia menambahkan, Pemkot Tangsel juga sudah membentuk tim pengendalian banjir yang akan berkoordinasi dengan tim serupa di tingkat provinsi dan BBWS.