POSKOTA.CO.ID - Memasuki dunia saham kerap dimulai dengan pertanyaan yang salah, "Saham apa yang harus saya beli?"
Padahal pertanyaan yang lebih tepat seharusnya adalah, "Apa yang harus saya pelajari sebelum membeli saham?"
Hal ini yang coba dibahas oleh Timothy Ronald dalam sebuah video unggahan YouTube KALIMASADA.
Bagi Anda yang masih baru di dunia investasi saham, penting untuk memahami bahwa trading bukan soal mencari rekomendasi, melainkan soal membangun kemampuan analisis dan strategi yang matang.
Baca Juga: 3 Prinsip Investasi untuk Membangun Kekayaan Menurut Timothy Ronald
Mindset Awal Edukasi Lebih Penting dari Rekomendasi
Banyak pemula yang hanya mengandalkan rekomendasi tanpa memahami dasar analisis. Hal ini berisiko karena mereka tidak memiliki kendali penuh atas keputusan investasinya.
Prinsip penting yang perlu dipegang adalah: carilah edukasi, bukan sekadar rekomendasi. Dengan edukasi, Anda akan mampu merekomendasikan saham terbaik untuk diri Anda sendiri.
Mengenal Analisis Teknikal dan Chart Saham
Analisis teknikal menjadi senjata utama dalam aktivitas trading. Melalui grafik harga (chart), seorang trader dapat membaca pergerakan pasar dan mengidentifikasi potensi keuntungan atau risiko. Saat pertama kali melihat chart, langkah paling awal adalah mengidentifikasi tren.
"Trend is your friend" adalah prinsip dasar dalam dunia trading. Mengikuti tren yang sedang naik (uptrend) akan memberikan probabilitas lebih besar untuk meraih profit.
Baca Juga: Panduan Praktis Cara Beli Bitcoin di Tokocrypto untuk Pemula dari Timothy Ronald
Terdapat tiga jenis tren dalam pergerakan harga:
- Uptrend: harga cenderung naik
- Downtrend: harga cenderung turun
- Sideways: harga bergerak mendatar tanpa arah jelas
Dalam trading, disarankan untuk fokus pada saham yang sedang mengalami uptrend karena potensi keuntungannya lebih tinggi.
Support dan Resistance, Level Psikologis yang Perlu Dikuasai
Setelah mengenali tren, langkah berikutnya adalah memahami support dan resistance. Kedua konsep ini merupakan area psikologis penting dalam pergerakan harga.
- Support: area harga di mana permintaan tinggi dan harga cenderung memantul naik.
- Resistance: area harga di mana tekanan jual meningkat dan harga cenderung turun.
Penting untuk diingat bahwa support dan resistance bukanlah satu titik harga pasti, melainkan sebuah area. Menggunakan grafik, trader bisa memetakan area-area ini berdasarkan pergerakan harga di masa lalu.
Contohnya, jika harga sebuah saham pernah turun ke Rp13.000 dan kemudian naik lagi, maka Rp13.000 akan menjadi level support psikologis bagi banyak investor.
Chart Pattern, Pola-Pola yang Mengulang Sejarah
Langkah selanjutnya dalam analisis teknikal adalah mengenali chart pattern atau pola grafik seperti:
- Symmetrical triangle
- Bullish pennant
- Double top / bottom
Pola-pola ini cenderung berulang dari waktu ke waktu, karena pelaku pasar dan psikologinya relatif sama.
Dengan memahami chart pattern, trader bisa memperkirakan arah pergerakan harga berikutnya dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi.
Strategi Batasi Risiko, Maksimalkan Peluang
Trading bukan hanya soal membeli dan menjual saham, tapi juga soal mengelola risiko. Prinsip umum yang digunakan adalah:
- Batasi risiko per transaksi maksimal 2 persen dari total modal.
- Misalnya, jika Anda memiliki modal Rp100 juta, maka kerugian maksimal yang bisa ditoleransi dalam satu transaksi adalah Rp2 juta.
Selain itu, penting untuk memiliki exit plan, yaitu strategi keluar dari posisi:
- Take profit: keluar ketika target keuntungan tercapai.
- Cut loss: keluar ketika harga turun hingga batas toleransi kerugian.
Disarankan untuk melakukan cut loss jika harga turun maksimal 10 persen dari harga beli. Kenapa? Karena penurunan yang dibiarkan bisa mengharuskan harga naik lebih tinggi lagi hanya untuk kembali ke titik impas.
Hindari Average Down, Fokus pada Disiplin
Salah satu kesalahan umum pemula adalah melakukan average down, yaitu membeli lagi ketika harga turun dengan harapan harga akan naik kembali.
Meski terlihat masuk akal, strategi ini sangat berisiko bila tidak disertai sistem yang jelas dan teruji.
Bagi banyak trader berpengalaman, lebih baik cut loss dan mencari peluang baru daripada menambah posisi di saham yang sedang menurun.
Breakout dan Volume, Perhatikan Validitas Pergerakan Harga
Ketika harga menembus resistance (breakout), jangan langsung buru-buru masuk. Lihat juga volume transaksinya:
- Jika breakout disertai volume besar, potensi kelanjutan tren naik lebih tinggi.
- Jika volume rendah, kemungkinan terjadi false breakout atau jebakan harga.
Sebaiknya masuk secara bertahap (misal 50 persen dari rencana) dan pantau apakah harga tetap berada di atas resistance saat penutupan pasar. Jika tidak, pertimbangkan untuk tidak melanjutkan posisi.