Gen Z di Jakarta Punya Harapan Nikah

Selasa 22 Jul 2025, 18:34 WIB
Pekerja swasta bernama Ibrahim, 24 tahun dan temannya bersantai di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa, 22 Juli 2025. (Sumber: Poskota/Pandi Ramedhan)

Pekerja swasta bernama Ibrahim, 24 tahun dan temannya bersantai di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa, 22 Juli 2025. (Sumber: Poskota/Pandi Ramedhan)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anak muda di Jakarta yang sedang pada masa produktif, masih memilih tidak nikah.

Salah seorang wanita pekerja swasta, Nuriyatul Hikmah, 24 tahun, masih fokus pada karir dan pencapaian. Di satu sisi, ia belum menemukan sosok pria yang tepat.

"Belum nemu pasangan atau laki-laki yang tepat. Nah laki-laki yang tepat ini juga ada kaitannya kenapa menurut saya pribadi belum tepat karena banyak laki-laki yang belum siap dalam hal finansial, fundamental," kata Hikmah kepada Poskota, Selasa, 22 Juli 2025.

Sekarang ini, Hikmah sedang fokus pada pekerjaan sebagai karyawan swasta untuk meniti karir dan mengapai apa yang selama ini dia inginkan.

Baca Juga: Praktisi Kesehatan Ungkap Alasan Mengapa Perempuan Dianjurkan tidak Menikah Tua

"Jadi kalau misalkan memang menurut obrolan dari beberapa orang ya memang usia 19 sampai 25 tahun itu adalah masa-masa kalau saya pribadi memulai karir, jadi wajar kalau misalkan masih banyak pertimbangan," ucap dia.

"Disamping itu juga usia tersebut kan masih usia produktif dimana kita masih bisa menggapai impian kita," sambung Hikmah.

Menurutnya, nikah bukan sekadar hubungan antara laki-laki dan perempuan. Namun, dua orang yang disatukan untuk berjuang bersama-sama.

"Dan juga masih banyak pertimbangan karena menikah bukan cuma soal cinta, tapi lebih kedepannya bakal kayak gimana, kelangsungan kedepannya karena bakal punya anak," tuturnya.

Baca Juga: Pengamat Sebut Orang Berusia Produktif Pilih Karier daripada Nikah

Meski begitu, Hikmah tidak begitu khawatir perihal usia yang disebut-sebut sangat berpengaruh terhadap kandungan jika menikah pada umur yang sudah tidak muda lagi.

"Mungkin usia perempuan usia 19 sampai 25 mungkin itu dimana lagi subur, jadi mungkin peluang untuk mendapatkan anak lebig besar. Tapi kalau saya pribadi enggak gtu karena menurut saya anak itu adalah rejeki," katanya.

Terpisah, Ibrahim, 25 tahun, tidak akan memutuskan nikah hingga kemampuan finansial tercukupi. Jika belum cukup, ia tidak akan memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih serius.

"Kalau saya mikirnya gini, kalau buat diri saya sendiri aja kadang masih susah masa saya mau nikahin anak orang? Kecuali kalau finansial saya udah baik," ujar pria yang bekerja di salah satu stasiun TV itu.

Baca Juga: 2 Juta Gen Z di Jakarta Belum Menikah, Mayoritas Laki-Laki

Menurut dia, usia produktif pria mulai 19 sampai 25 tahun adalah momentum untuk menggapai mimpi. Namun ia menyebut, tidak semua ekspetasi orang berjalan dengan mulus.

"Ada yang mungkin di usia 23 tahun udah sukses, ada juga yang masih mencari jati diri, ada juga yang mungkin lagi berjuang menuju finansial freedom kayak saya sekarang," katanya.

Pandangan berbeda datang dari pekerja swasta, Laode Akbar, 24 tahun. Ia memilih fokus mencari pengalaman dan meniti karier.

Dalam perjalanan menggapai mimpi, ia juga sambil mencari pujaan hati yang bersedia untuk dipinang.

Baca Juga: Gugur saat Amankan Pernikahan, Bripka Cecep Dianugerahi Kenaikan Pangkat

"Sambil berjalan aja kalau untuk nyari jodoh, soalnya saya juga lagi sibuk kerja," tuturnya.

Ia pun menargetkan nikah pada umur 30 tahun.

"Kalau target sih ada, ya sebelum usia 30 kalau bisa udah nikah. Biar tar anak udah gede, kita juga masih kelihatan muda kan," ucap dia.


Berita Terkait


News Update