Pengamat Sebut Orang Berusia Produktif Pilih Karier daripada Nikah

Selasa 22 Jul 2025, 14:28 WIB
Ilustrasi buku nikah. (Sumber: Dok. Kemenag Lampung Timur)

Ilustrasi buku nikah. (Sumber: Dok. Kemenag Lampung Timur)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat Sosial, Hamluddin mengingatkan para anak muda memperhatikan masa produktif ketika hendak berumah tangga.

"Dalam memutuskan untuk berumah tangga itu juga harus menghitung usia produktif kita. Misalkan gini, kalau memutuskan untuk menikah di usia 40 tahun dan katakanlah punya anak usia 42, berarti dia punya spare usia produktif tinggal 10 tahun kan, menuju 50 tahun," kata Hamluddin lewat sambungan telepon, Selasa, 22 Juli 2025.

Semakin dini memutuskan untuk berumah tangga, maka kondisi jasmani mampu untuk mencari nafkah.

"Dan itu usia di mana orang dikatakan sehat secara jasmani dan kuat mencari nafkah. Nah sementara biaya pendidikan anaknya, dia akan masuk usia tidak lagi produktif sementara anaknya membutuhkan biaya yang besar," ujarnya.

Baca Juga: Sosiolog Sarankan Gen Z di Jakarta Tidak Takut Nikah

Oleh karena itu, para anak muda disarankan untuk mempertimbangkan hidup berkeluarga sedini mungkin supaya masih berada pada usia prima.

"Yang saya lihat sekarang ini budaya populer dimasyarakat metropolitan lebih mengedepankan aspek kesenangan individu, sehingga tadi memutuskan menunda. Padahal kan harusnya pertimbangan itu beragam ya, termasuk aspek tadi keberlangsungan anaknya," ucap dia.

Menurutnya, banyak anak muda menunda pernikahan saat masa produktif. Hamluddin menyebut, sebagian besar anak muda memilih fokus karier hingga tujuan yang belum tercapai.

"Karena tadi semacam gaya hidup yang menuntut mereka untuk eksis sebagai pengambil peran di dunia sosialnya, mereka yang berkarir di industri ya di industri, atau di sektor tertentu ya tentu mengejar karir terutama, karena ini sudah menjadi budaya populer masyarakat metropolitan," tuturnya.


Berita Terkait


News Update