POSKOTA.CO.ID – Satu pendekatan semakin menonjol sebagai solusi untuk menjawab kebutuhan belajar siswa yang beragam adalah pembelajaran berdiferensiasi.
Pendekatan ini menjadi sorotan utama dalam Modul 1 Topik 2 UKPPPG 2025 dan berperan penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
Oleh karena itu, simak terus artikel ini sampai selesai untuk mengetahui ulasan selengkapnya.
Apa itu Pembelajaran Berdiferensiasi?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi mengajar yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan belajar setiap siswa berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar masing-masing.
Pendekatan ini diadaptasi dari teori Carol Tomlinson dan menekankan bahwa semua siswa belajar dengan cara yang berbeda.
Tujuan dari pembelajaran berdiferensiasi bukan untuk menyamakan kemampuan siswa atau memberikan tugas seragam, melainkan untuk:
- Menghargai keragaman karakteristik siswa.
- Memberikan kesempatan belajar yang sesuai dengan kebutuhan individu.
- Meningkatkan efektivitas pembelajaran dengan strategi yang adaptif.
Tiga Komponen Utama Diferensiasi
- Diferensiasi Konten: Materi disajikan sesuai tingkat kesiapan siswa. Guru bisa memberikan sumber belajar berbeda untuk siswa yang membutuhkan penyesuaian.
- Diferensiasi Proses: Proses pembelajaran mempertimbangkan gaya belajar siswa. Contohnya termasuk kerja kelompok kecil, stasiun belajar, atau tugas mandiri.
Diferensiasi Produk: Siswa diberi kebebasan memilih cara menunjukkan pemahaman mereka, seperti membuat poster, presentasi, atau esai.
Praktik yang BUKAN Diferensiasi
- Ceramah satu arah yang mengabaikan gaya belajar.
- Memberikan satu format tugas kepada semua siswa.
- Menyamakan hasil kerja siswa tanpa mempertimbangkan perbedaan latar belakang.
Pembelajaran berdiferensiasi sejalan dengan nilai-nilai Kurikulum Merdeka yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dan mendorong guru untuk mengenali serta merespons kebutuhan unik setiap individu.