Baca Juga: Pemprov Jakarta Batalkan CFN dan Festival Muharam, Ini Kata Pramono
Simbol Modernitas dan Tren Media Sosial
Tidak dapat dimungkiri, media sosial menjadi akselerator utama penyebaran gaya bahasa “Jaksel.” Tren video TikTok, Instagram Reels, hingga podcast populer kerap menampilkan percakapan bilingual yang viral.
Fenomena “Jaksel language” akhirnya menjadi tren nasional. Banyak remaja dari luar Jakarta yang kemudian menirukan gaya tutur tersebut sebagai simbol pergaulan modern.
Bagi generasi Z dan milenial, penggunaan bahasa campuran bukan semata-mata bentuk pamer, tetapi bagian dari tren budaya digital global.
Fenomena anak Jaksel yang berbicara dengan campuran bahasa Inggris memiliki akar yang panjang: sejarah permukiman elite, akses pendidikan internasional, kebiasaan nongkrong di pusat gaya hidup urban, serta pengaruh budaya populer.
Praktik linguistik ini mencerminkan dinamika sosial masyarakat urban yang terus berubah. Bagi sebagian orang, fenomena ini menjadi kebanggaan identitas modern. Bagi yang lain, justru menjadi sumber kritik.
Apapun perspektifnya, realitas bahasa campuran “anak Jaksel” adalah potret kecil bagaimana globalisasi membentuk pola komunikasi generasi muda Indonesia.